Mempelajari ilmu manajemen destinasi pariwisata adalah hal yang sangat penting bagi para pelaku pariwisata. Karena pariwisata merupakan industri yang sangat kompleks dibandingkan dengan industri lainnya.
Memahami manajemen destinasi pariwisata dapat membantu pengelola dalam mengelola dan meningkatkan kualitas destinasi pariwisata agar dapat memberikan pengalaman yang berkualitas serta menyenangkan bagi wisatawan.
Selain itu, juga untuk memastikan bahwa destinasi dapat bermanfaat, baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang.
Dengan mempelajari manajemen destinasi pariwisata, kita akan belajar mengenai cara mengelola destinasi pariwisata secara efektif dan efisien, termasuk meningkatkan pengalaman wisatawan, mengelola sumber daya destinasi, dan memastikan bahwa destinasi tersebut dapat bertahan secara berkelanjutan (sustainable).
Pengertian Manajemen Destinasi Pariwisata Menurut Para Ahli
Terdapat beberapa pengertian mengenai manajemen destinasi pariwisata menurut para ahli yaitu:
Pengertian Manajemen Destinasi Pariwisata Menurut Buhalis (2000)
Manajemen destinasi pariwisata adalah penerapan teknik manajemen dalam pengembangan, perencanaan, dan pengendalian destinasi pariwisata. Ini melibatkan pengelolaan berbagai aspek dalam industri pariwisata, termasuk pemasaran destinasi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen operasi, dan manajemen risiko.
Buhalis menekankan pentingnya memahami dan beradaptasi dengan sifat industri pariwisata yang berubah dengan cepat untuk mengelola destinasi secara efektif. Ia juga menekankan perlunya pendekatan holistik dalam pengelolaan pariwisata yang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan semua pemangku kepentingan, termasuk wisatawan, mitra industri, dan masyarakat setempat.
Menurut Butler (1991)
Manajemen destinasi pariwisata adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengendalian sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan wisatawan serta meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan destinasi pariwisata.
Butler menekankan pentingnya mengelola destinasi pariwisata secara terpadu dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan kebutuhan wisatawan, masyarakat setempat, dan lingkungan. Manajemen destinasi pariwisata harus memastikan bahwa kegiatan pariwisata tidak merusak destinasi, tetapi justru membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga keberlangsungan destinasi di masa yang akan datang .
Menurut Jafari (2000)
Manajemen destinasi pariwisata adalah usaha untuk mengelola secara terpadu seluruh kegiatan pariwisata di suatu destinasi, meliputi aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, dengan tujuan meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan, meningkatkan pemasukan bagi penduduk setempat, serta memastikan bahwa destinasi tersebut dapat dipertahankan dan terjaga untuk generasi yang akan datang.
Menurut Ashworth dan Goodall (1990)
Manajemen destinasi pariwisata adalah proses mengelola dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pariwisata di suatu destinasi, termasuk pengembangan produk pariwisata, promosi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya destinasi, dengan tujuan meningkatkan pengalaman wisatawan, meningkatkan pemasukan bagi penduduk setempat, serta memastikan bahwa destinasi tersebut dapat dipertahankan dan terjaga untuk generasi yang akan datang.
Menurut Morrison (2013)
Manajemen destinasi pariwisata adalah proses perencanaan dan pengorganisasian aktivitas yang terkait dengan destinasi pariwisata untuk meningkatkan pengalaman wisatawan dan memastikan bahwa destinasi tersebut dapat dipertahankan untuk generasi yang akan datang.
Menurut Ritchie dan Crouch (2007)
Manajemen destinasi pariwisata adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengendalian aktivitas yang terkait dengan destinasi pariwisata, termasuk sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menjamin keberlangsungan destinasi pariwisata.
Menurut World Tourism Organization (UNWTO)
Manajemen destinasi pariwisata adalah proses perencanaan dan pengorganisasian kegiatan, sumber daya, dan fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan dan mengoptimalkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan dari suatu destinasi pariwisata.
Dari semua pengertian tersebut menekankan bahwa manajemen destinasi pariwisata adalah proses mengelola destinasi pariwisata secara terpadu untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, memastikan bahwa destinasi tersebut terjaga secara berkelanjutan, dan meningkatkan pendapatan destinasi beserta para stakeholder yang ada seperti pemerintah setempat, pengusaha serta masyarakat setempat.
Teori dalam Manajemen Destinasi Pariwisata
Dalam mempelajari manajemen destinasi pariwisata, diperlukan juga pemahaman mengenai pendekatan secara teoritis. Dengan memahami teori-teori mengenai manajemen destinasi pariwisata, kita akan memiliki pemahaman secara filosofis mengenai manajemen destinasi pariwisata yang didekati atau dari sudut pandang teori-teori tersebut.
Terdapat banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai manajemen destinasi pariwisata. Berikut adalah beberapa teori yang sering dikemukakan oleh para ahli dalam menjelaskan konsep mengenai manajemen destinasi pariwisata yaitu:
- Teori Klasik: Teori ini menekankan pentingnya perencanaan dan pengorganisasian yang baik dalam manajemen destinasi pariwisata. Teori ini juga menekankan pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam mencapai keberhasilan destinasi pariwisata. Karena dalam teori ini bahwa pariwisata dipandang sebagai industri yang labor intensive atau padat karya.
- Teori Sistem Pariwisata: Teori ini menekankan pentingnya mengidentifikasi bagaimana elemen-elemen dari sistem pariwisata saling terkait dan berinteraksi satu sama lain. Teori Sistem Pariwisata menekankan pentingnya mengoptimalkan interaksi antara elemen-elemen tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu meningkatkan pengalaman wisatawan, meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan destinasi, serta menjaga keberlangsungan destinasi di masa yang akan datang.
- Teori Berkelanjutan: Teori ini menekankan pentingnya mengelola pariwisata secara berkelanjutan atau bertanggung jawab, dengan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan dan harapan wisatawan, masyarakat setempat, dan lingkungan.
- Teori Stakeholder: Teori ini menekankan pentingnya memperhatikan kepentingan dan harapan semua pihak yang terkait (para pemangku kepentingan) dengan pariwisata, termasuk wisatawan, masyarakat setempat, pemerintah, dan industri pariwisata, dalam pengambilan keputusan manajemen pariwisata.
- Teori Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi terbentuk, bagaimana destinasi berkembang, dan bagaimana destinasi mempengaruhi wisatawan. Teori ini juga menjelaskan bagaimana destinasi terkait dengan masyarakat setempat dan bagaimana memelihara keberlangsungan destinasi di masa yang akan datang.
- Teori Pemasaran Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi memasarkan diri kepada wisatawan dan bagaimana membangun citra dan reputasi destinasi. Teori ini juga menjelaskan bagaimana memahami kebutuhan dan harapan wisatawan dan bagaimana mengembangkan produk pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
- Teori Pengelolaan Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi mengelola kegiatan pariwisata dengan tujuan meningkatkan pengalaman wisatawan, meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan destinasi, serta menjaga keberlangsungan destinasi di masa yang akan datang
- Teori Kemitraan Destinasi: Teori ini menekankan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di suatu destinasi, seperti pemerintah, industri pariwisata, masyarakat setempat, dan wisatawan. Kerjasama ini diperlukan untuk menciptakan pengalaman wisata yang menarik bagi wisatawan, serta meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan destinasi.
- Teori Branding Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi harus dibangun dan dijual sebagai brand agar dapat menarik wisatawan dan memperoleh manfaat ekonomi.
- Teori Keberlangsungan Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi harus dikelola secara berkelanjutan agar dapat terus dikembangkan dan menjadi tujuan wisata yang terus difavoritkan oleh wisatawan.
- Teori Keragaman Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana suatu destinasi harus menjadi tempat yang inklusif bagi wisatawan dan masyarakat setempat, serta memperhatikan keragaman budaya dan kebutuhan yang berbeda.
- Teori Destinasi Berkelanjutan: Teori ini menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan destinasi pariwisata di masa yang akan datang melalui pengelolaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Hal ini bisa dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologis, sosial, dan ekonomi destinasi, serta memastikan bahwa kegiatan pariwisata tidak merusak destinasi tetapi justru membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
- Teori Pengembangan Destinasi: Teori ini menjelaskan bagaimana sebuah destinasi dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan harapan wisatawan, masyarakat setempat, dan lingkungan. Tujuan pengembangan destinasi adalah meningkatkan pengalaman wisatawan, meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan destinasi, serta menjaga keberlangsungan destinasi di masa yang akan datang.
- Teori Produk Pariwisata: adalah teori yang menjelaskan bagaimana produk pariwisata dikembangkan dan dijual kepada wisatawan. Teori Produk Pariwisata memperhatikan kebutuhan dan harapan wisatawan, serta mengoptimalkan pengalaman wisatawan melalui pengembangan dan pemasaran produk yang sesuai.
Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Destinasi Pariwisata
Mempelajari fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan destinasi pariwisata sangat penting, karena fungsi-fungsi manajemen merupakan dasar yang diperlukan untuk mengelola destinasi pariwisata dengan baik. Fungsi-fungsi manajemen membantu menentukan tujuan dan strategi pengelolaan destinasi, menyusun struktur kerja yang efektif, mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan, dan mengukur sejauh mana tujuan pengelolaan telah tercapai.
Dalam pengelolaan destinasi pariwisata, fungsi-fungsi manajemen terbagi menjadi empat ruang lingkup yaitu:
- Perencanaan (planning): Fungsi ini bertujuan untuk menentukan tujuan dan strategi pengelolaan destinasi pariwisata, serta menyiapkan rencana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan juga mencakup identifikasi kebutuhan dan harapan wisatawan, analisis pesaing, dan evaluasi keberhasilan destinasi dalam mencapai tujuan.
- Pengorganisasian (organizing): Fungsi ini bertujuan untuk menyusun struktur kerja dan menentukan tanggung jawab serta wewenang setiap anggota tim dalam pengelolaan destinasi pariwisata. Pengorganisasian juga mencakup pembagian tugas dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengelolaan destinasi.
- Kepemimpinan (leading): Fungsi ini bertujuan untuk mengarahkan dan memimpin seluruh kegiatan yang terkait dengan pengelolaan destinasi. Ini termasuk menetapkan tujuan dan strategi jangka panjang untuk destinasi, menyusun rencana aksi untuk mencapai tujuan tersebut, dan memimpin tim yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di destinasi. Fungsi leading juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan di destinasi terkoordinasikan dengan baik dan bekerja sama secara efektif dengan para pemangku kepentingan (penta-helix stakeholders).
- Pengendalian (controlling): Fungsi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana tujuan pengelolaan destinasi pariwisata telah tercapai, serta mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaikinya. Pengendalian juga mencakup pemantauan dan evaluasi terhadap keberlangsungan kegiatan pengelolaan destinasi.
Ruang Lingkup Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata
Dalam mempelajari manajemen destinasi pariwisata, kita juga harus memahami mengenai fungsi-fungsi destinasi pariwisata. Fungsi-fungsi destinasi pariwisata adalah aktivitas-aktivitas dalam pengelolaan destinasi pariwisata yang harus dilakukan agar pengelola destinasi dapat mencapai tujuan akhir pengelolaan destinasi pariwisata yaitu kesejahteraan masyarakat setempat, keberlanjutan lingkungan alam dan lingkungan budaya.
Berikut adalah ruang lingkup fungsi-fungsi destinasi pariwisata menurut Hidayah (2021):
1. Fungsi pemasaran destinasi pariwisata
Fungsi ini bertujuan untuk mengenali kebutuhan dan harapan wisatawan, serta menyusun strategi pemasaran pariwisata yang sesuai untuk menarik wisatawan ke destinasi. Fungsi pemasaran juga mencakup penyusunan harga yang tepat, promosi destinasi pariwisata, dan pengelolaan jaringan distribusi.
Berikut adalah peran fungsi pemasaran dalam manajemen destinasi pariwisata:
- Menganalisis kebutuhan dan harapan wisatawan
- Menyusun rencana pemasaran dan strategi yang tepat untuk menarik wisatawan ke destinasi
- Menentukan harga yang tepat untuk produk pariwisata
- Melakukan komunikasi pemasaran pariwisata melalui berbagai media
- Mengelola jaringan distribusi produk pariwisata
2. Fungsi operasi (operations) atau pelayanan
Fungsi ini bertujuan untuk memastikan terciptanya produk wisata yang memenuhi ekspektasi pelanggan dengan tetap memperhatikan keberlanjutan destinasi.
Berikut adalah peran fungsi operasi dalam manajemen destinasi pariwisata:
- Mengelola kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penyediaan produk pariwisata yang ditawarkan, atraksi dan dayatarik wisata, fasilitas pariwisata dan aksesibilitas.
- Memastikan ketersediaan produk pariwisata yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan wisatawan
- Memastikan kualitas pelayanan yang diberikan kepada wisatawan sesuai dengan standar yang ditetapkan
- Mengelola kapasitas produk pariwisata
- Memastikan akurasi informasi yang diberikan kepada wisatawan
- Menjaga keberlangsungan kegiatan operasi secara efektif dan efisien
- Menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi wisatawan yang berkunjung ke destinasi.
3. Fungsi keuangan (finance)
Fungsi keuangan dalam pengelolaan destinasi pariwisata bertujuan untuk memastikan bahwa destinasi pariwisata dikelola secara efektif dan efisien dari segi finansial. Ini termasuk mengelola pendapatan dan belanja destinasi, mengatur arus kas, mengelola utang dan hutang, dan mengelola risiko finansial.
Tujuan lain dari fungsi keuangan dalam pengelolaan destinasi pariwisata adalah untuk memastikan bahwa destinasi tersebut dapat beroperasi secara berkelanjutan dan menghasilkan keuntungan yang memadai bagi para pemangku kepentingan (stakeholders). Berikut adalah peran fungsi keuangan dalam manajemen destinasi pariwisata:
- Mengelola keuangan destinasi pariwisata, seperti pencatatan keuangan, perencanaan anggaran, dan pengelolaan cash flow.
- Menyiapkan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi finansial destinasi pariwisata
- Menentukan strategi pendanaan yang tepat untuk bisnis destinasi pariwisata
- Mengelola risiko keuangan yang mungkin terjadi dalam bisnis
4. Fungsi sumber daya manusia (human resources)
Fungsi sumber daya manusia dalam pengelolaan destinasi pariwisata bertujuan untuk memastikan bahwa destinasi memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang terampil, terlatih, dan kompeten yang dapat mengelola destinasi secara efektif dan efisien.
Berikut adalah peran fungsi sumber daya manusia dalam manajemen destinasi pariwisata:
- Mengelola rekrutmen, seleksi, dan pelatihan karyawan
- Menyusun sistem gaji dan benefit yang adil dan menarik bagi karyawan
- Menyusun sistem pengelolaan karir yang memotivasi karyawan
- Menyusun sistem komunikasi yang efektif antar karyawan
- Mengelola hubungan antar pemangku kepentingan
5. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi dalam pengelolaan destinasi pariwisata bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh aspek pengelolaan destinasi terintegrasi dengan baik dan bekerja sama secara kompak (kohesif) serta efektif dan efisien. Ini termasuk mengelola hubungan baik dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) penta helix.
Berikut adalah peran fungsi sumber daya manusia dalam manajemen destinasi pariwisata:
- Mengelola hubungan baik dengan para pemangku kepentingan.
- Memastikan kekompakan antar pemangku kepentingan dalam mengelola destinasi pariwisata.
- Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang membuthkan kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti kegiatan pemasaran, pengembangan produk, dll..
- Memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh destinasi tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
- Menyediakan informasi yang diperlukan oleh para pemangku kepentingan seperti data statistik, laporan keuangan, dan lain-lain.
Oke, sampai sini dulu pembahasannya, semoga dapat memberikan pencerahan bagi kita semua yang masih semangat mempelajari ilmu manajemen destinasi pariwisata.
Wallahualam bish-shawab
Referensi
Hidayah, Nurdin (2021). Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital: Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta: Kreasi Cendekia Pustaka
Ashworth dan Goodall (1990), Marketing tourism places, English book, illustrated edt
Buhalis, D. (2000). Marketing the competitive destination of the future.Tourism Management, 21 (1), 97–116
Butler, R. W. (1991). Tourism, environment, and sustainable development. Environmental conservation, 18(3), 201-209.
Jafari, Jafar (2000). Encyclopedia Of Tourism. Routledge, London
Morrison, A. M. (2013). Marketing and managing tourism destinations. Routledge.
Ritchie, J. R. dan Crouch, G., I, 2007. A National Framework For Best Practice Destination Management Planning, The Competitive Destination–A Sustainable Tourism Perspective.
Goodall (2011),