10 Langkah Strategi Promosi Pariwisata Yg Paling Efektif

10 Langkah Strategi Promosi Pariwisata Yg Paling Efektif

Promosi pariwisata adalah semua bentuk komunikasi antara pengelola destinasi dengan terget pelanggan beserta semua pemangku kepentingan yang ada agar segala tujuan dan sasaran pemasaran destinasi pariwisata tercapai secara efektif dan efisien. Strategi promosi pariwisata yang efektif diperoleh melalui serangkaian usaha pengelola destinasi pariwisata dalam mengkreasikan komunikasi pemasaran destinasi pariwisata yang terintegrasi.

Perencanaan strategi promosi pariwisata terdiri dari proses yang sistematis yang bertujuan agar terjadi sinergisitas antar metode, media atau saluran komunikasi yang saling melengkapi agar proses komunikasi berjalan secara efektif dan efisien. Proses perencanaan strategi promosi pariwisata terdiri dari 10 (sepuluh) langkah yang saling terkait satu sama lainnya.

Langkah tersebut diawali dengan pemahaman atau review strategi pemasaran destinasi pariwisata dan bauran pemasaran pariwisata (tourism marketing mix). Setelah itu dilanjutkan dengan menganalisis situasi-situasi yang berhubungan dengan pengelolaan komunikasi pemasaran pariwisata. Kedua tahap pertama tersebut adalah tahap yang sangat penting sebagai landasan bagi strategi promosi pariwisata ditahap selanjutnya.

Setelah me-review strategi pemasaran dan bauran pemasaran (marketing mix), selanjutnya adalah memilih taktik promosi yang dilanjutkan dengan menetapkan dan memahami sasaran audiens (khalayak/pemirsa). Setelah itu dilanjutkan dengan menetapkan tujuan, respon dan target promosi.

Tahap selanjutnya adalah mendisain komunikasi atau merancang strategi pesan yang diikuti dengan pengembangan metode, media dan saluran komunikasi pemasaran pariwisata untuk menjang­kau audiens yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setelah semua komponen atau bauran promosi pariwisata dipilih, tahap selanjutnya adalah merancang anggaran atau mengalokasikan dana untuk menimple­men­tasikan rencana yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Dan tahap terakhir yaitu pada saat implementasi dan setelahnya. Proses implementasi sendiri harus selalu dievaluasi dan diukur kinerjanya agar selalu dapat dilakukan perbaikan-perbaikan ke arah yang lebih baik lagi.

Berikut adalah penjelasan mengenai sepuluh langkah dalam proses perencanaan strategi promosi pariwisata yang efektif. Sedangkan untuk lebih lengkapnya lagi secara detil dapat dibaca dalam buku saya yang berjudul Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital: Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing.

1. Review Strategi dan Taktik Pemasaran

Tahapan perencanaan strategi promosi pariwisata yang pertama diawali dengan mereview atau memahami rencana strategi pemasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi pemasaran destinasi pariwisata yang harus di review yaitu:

  • Target market yang telah ditetapkan sebagai acuan dalam menetapkan sasaran audiens atau khalayak dari penerima pesan;
  • Mengkomunikasikan Unique Selling Proposition (USPs) serta dari positioning statement yang ingin ditanamkan dibenak target market,
  • Mengkampanyekan pesan-pesan untuk menguatkan citra, kepercayaan dan reputasi destinasi;
  • Pada akhirnya komunikasi pemasaran harus berujung pada terciptanya permintaan (demand), kunjungan dan kunjungan berulang yang keefektivitasannya diperoleh dari strategi selling (penjualan) yang telah direncanakan dan dievaluasi.

Selain itu, strategi promosi pariwisata harus dapat mengkampanyekan pesan-pesan dari elemen-elemen bauran pemasaran pariwisata lainnya yaitu customer solution, customer cost dan convenience, yang sudah dirumuskan dalam kreasi customer value dalam masing-masing elemen bauran pemasaran tersebut.

2. Analisis Situasi Promosi Pariwisata

Analisis situasi promosi pada destinasi pariwisata dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan strategi dan taktik promosi pariwisata yang sedang dan akan dilakukan. Faktor-faktor yang perlu dianalisis tersebut terdiri dari dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

Analisis faktor internal yaitu terdiri dari analisis:

  • Kemampuan destinasi pariwisata dalam menciptakan dan melaksanakan program-program promosi pariwisata yang efektif,
  • Evaluasi terhadap keberhasilan dan kegagalan program promosi sebelumnya,
  • Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan sumberdaya dalam promosi pariwisata seperti kemampuan keuangan dan kapasitas sumberdaya manusia atau tim promosi yang dimiliki.

Sedangkan analisis faktor eksternal terdiri dari analisis:

  • Karakteristik target pasar,
  • Program promosi pesaing langsung dan tidak langsung,
  • Program promosi destinasi pelengkap,
  • Keadaan lingkungan eksternal makro yang dapat mempengaruhi program promosi pada destinasi pariwisata seperti keadaan politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, peraturan-peraturan dan lingkungan alam.

3. Tetapkan Taktik Promosi Pariwisata

Taktik promosi adalah cara-cara untuk menjangkau konsumen akhir melalui saluran (channel) distribusi yang pada akhirnya konsumen akhir tersebut ditargetkan untuk merespon aktivitas-aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh pemasar destinasi pariwisata.

Taktik promosi pariwisata pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pull tactic (taktik menarik) dan push tactic (taktik mendorong).

Push tactic merupakan taktik promosi dengan cara “mendorong” saluran distribusi atau intermediaries untuk melakukan komunikasi dengan konsumen akhir agar dapat merespon komunikasi dari destinasi. Caranya yaitu destinasi pariwisata mengkomunikasikan pesan kepada pedagang besar (tour operator), selanjutnya pedagang besar kepada pengecer (agen perjalanan, penjual tiket, dll.), dan pengecer kepada konsumen akhir atau pengunjung.

Pull tactic merupakan taktik promosi dengan melakukan segala usaha komunikasi pemasaran untuk “menarik” respon konsumen akhir (pengunjung) yang pada akhirnya akan merespon langsung ke destinasi atau melalui intermediaries atau saluran distribusi.

Kedua taktik tersebut dapat dipilih salah satunya oleh pemasar destinasi pariwisata atau kombinasi antar keduanya tergantung situasi dan kondisi lingkungan destinasi pariwisata baik secara internal maupun eksternal.

4. Tetapkan Sasaran Audiens

Sasaran audiens adalah sekumpulan penerima pesan komunikasi (khalayak/pemirsa) yang dibidik oleh destinasi agar tujuan dari promosi pariwisata dapat tercapai. Audiens sendiri tidak sama dengan target pelanggan karena audiens merupakan penerima pesan yang diharapkan target pelanggan merespon pesan destinasi atau dengan kata lain bahwa target market merupakan bagian dari audiens.

Penetapan sasaran audiens digunakan agar destinasi dapat menyesuaikan pesan dan memilih cara penyampaian pesan yang tepat sesuai dengan perilaku dan karakteristik dari audiens yang disasar tersebut. Sasaran audiens sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu 1) target pelanggan yang telah dibidik dan 2) pemberi pengaruh.

Contohnya target pelanggan adalah anak-anak, tentunya destinasi dapat berkomunikasi selain kepada anak-anak tersebut, tetapi juga bisa kepada orang-orang yang dapat mempengaruhi keputusan anak-anak tersebut seperti orangtua, ibu atau ayahnya. Oleh karena itu ibu dan ayah tersebut dapat berperan sebagai pemberi pengaruh.

Dalam era pemasaran terkini, pihak-pihak pemberi pengaruh yang dibidik biasanya publik yang sangat efektif dijadikan sasaran audiens, karena sekarang ini orang-orang lebih mempercayai pesan yang disampaikan oleh publik dibandingkan dengan pesan yang langsung dari destinasi.

Dalam penetapan sasaran audiens ini tidak sebatas hanya dengan memilih dan membidiknya saja, tetapi juga harus dapat memahami bagaimana perilaku atau karakteristiknya, seperti kepribadiannya (personality), kebiasaannya, tingkah-lakunya, sikapnya, cara pengambilan keputusannya dan lain sebagainya.

Dengan memahami audiens tersebut maka segala taktik dan metode komunikasi pemasaran akan lebih efektif dan efisien. Dalam memahami karakteristik audiens idealnya adalah dengan cara melakukan riset pasar agar audiens yang telah ditetapkan tersebut dapat dipahami secara benar dan meyakinkan.

5. Rumuskan Tujuan, Respon, dan Target Promosi Pariwisata

Tujuan promosi pariwisata pada umumnya terdiri dari tiga hal yaitu menyebarkan informasi atau menginformasikan, mempengaruhi target pelanggan, dan yang terakhir adalah untuk mengingatkan audiens untuk selalu datang ke destinasi.

Sementara itu output dari semua tujuan strategi promosi destinasi pariwisata pada ujungnya adalah untuk menjalin ikatan (to engage) yaitu agar terjadinya rangsangan terhadap pelanggan untuk merespon dan menjadi lebih dekat dengan destinasi sehingga akan terjalin suatu conversation dan pertalian silaturahmi (bonding) antara destinasi dengan pelanggan dan juga antara pelanggan dengan pelanggan. Jika dalam promosi digital biasanya terlihat dalam like, share, ask, comment, dll.

Secara umum, tujuan promosi pariwisata dapat dibagi menjadi 3 (tiga) hal yaitu:

  • Menginformasikan (to inform): memberikan informasi kepada pemirsa (audiens) misalnya informasi tentang atraksi dan aktivitas, brand, paket wisata, sarana pencapaian, event yang akan digelar, fasilitas yang tersedia, dan lain-lain.
  • Mempengaruhi (to persuade): mempengaruhi, merayu atau menarik target pelanggan untuk berkunjung ke destinasi dibandingkan dengan pesaing, misalnya dengan diskon, dengan pengaruh endorser atau influencer, social proof, testimoni dan lain-lain.
  • Mengingatkan (to remind): mengingatkan target pelanggan atau audiens untuk melakukan kunjungan ulang atau merekomendasikan destinasi kepada khalayak ramai.

Respon promosi adalah output yang diharapkan dari tujuan promosi pariwisata yang dirumuskan. Respon tersebut seharusnya selaras dengan tujuan promosi atau komunikasi yang pada dasarnya berkaitan dengan tahap pembelian atau visitor journey.

Respon komunikasi menurut Kotler dan Keller (2016) pada dasarnya terdiri dari tiga hal yaitu terkait dengan tahap kognitif, tahap afektif dan tahap perilaku.

Sementara itu tahap pembelian menurut Kotler, Kartajaya & Setiawan (2017) terdiri dari sadar (aware), tertarik (appeal), bertanya (ask), bertindak (act) dan merekomendasikan (advocate), dan tahap visitor journey menurut Google terdiri dari inspirasi (dreaming), perencanaan (planning), pemesanan (booking), pengalaman (experiencing), serta mengingat dan berbagi (sharing).

Contoh Perbedaan Tujuan dan Respon Komunikasi Pemasaran Pariwisata

Gambar yang memperlihatkan perbedaan antara tujuan dan respon komunikasi
Sumber: Hidayah (2021)

6. Rumuskan Disain Komunikasi

Disain komunikasi adalah rancangan pesan yang akan dikomunikasikan agar mendapat respon sesuai dengan tujuan dari rencana strategi promosi pariwisata yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menurut Kotler dan Keller (2016), disain komunikasi pada dasarnya penetapan atau rumusan pesan yang diperoleh dari menjawab tiga pertanyaan penting yaitu apa yang akan disampaikan (strategi pesan), bagaimana cara menyampaikannya (strategi kreatif), dan siapa yang akan menyampaikannya (sumber pesan). Dengan adanya era digital, saya menambahkan bagaimana cara mengorganisasikan isi dari pesan yang akan disampaikan atau disebut dengan content curation.

Strategi Pesan (Message Strategy)

Strategi pesan adalah inti dari pesan apa yang ingin disampaikan (what to say). Strategi pesan ini merupakan strategi dalam merancang pesan yang secara umum dapat berupa hal-hal unik yang menarik, tema-tema tertentu, atau ide-ide yang selaras dengan apa yang menjadi positioning destinasi sehingga destinasi dapat memperlihatkan core product secara generic (points of parity) serta yang membedakannya dengan destinasi lain (points of difference). Strategi pesan ini biasanya juga disebut dengan jenis pesan atau daya tarik pesan.

Berikut adalah macam-macam strategi pesan yang dapat digunakan oleh pemasar destinasi pariwisata dalam mendisain pesan promosi atau komunikasi pemasaran.

  • Pesan emosi atau afektif, yaitu jenis pesan dengan tujuan untuk menyentuh perasaan audiens yang tujuannya untuk menjalin hubungan emosional antara destinasi dengan audiens-nya. Jenis pesan ini biasanya menyentuh sisi afektif audiens seperti rasa cinta, rasa takut, kecemasan, rasa iri, kebahagiaan dan sukacita, shock, sedih, keselamatan dan keamanan, kebanggaan, kesenangan, malu, nostalgia, dan lain-lain.
  • Pesan umum atau rasional, yaitu jenis pesan yang memberikan informasi umum seputaran fakta-fakta produk destinasi seperti pilihan daya tarik yang tersedia, jarak dan waktu pencapaian, fasilitas-fasilitas, harga-harga dan lain-lain.
  • Pesan positioning, yaitu jenis pesan yang menonjolkan superioritas (keunggulan) destinasi dengan yang lain (pesaing), contohnya keunikan daya tarik, keunggulan dalam harga, kelengkapan fasilitas, pelayanan, dan lain-lain.
  • Pesan Unique Selling Proposition (USPs), yaitu jenis pesan yang memperlihat­kan bahwa destinasi memiliki keunikan atau sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan pesaing.
  • Pesan mendahului (pre-emtive), yaitu jenis pesan yang memperlihatkan bahwa kita adalah yang pertama (pioneer) atau kita adalah destinasi pertama yang mengklaim keunggulan (superioritas) mengenai produk dan pelayanan dibandingkan dengan pesaing.
  • Pesan citra destinasi (brand image), yaitu jenis pesan yang menonjolkan pencitraan dari suatu merek (brand) destinasi contohnya membuat audiens percaya (trust) terhadap destinasi, membuat audiens merasa percaya diri (confidence) untuk berkunjung, mengarahkan audiens untuk mengasosiasi­kan merek destinasi dengan sesuatu, dan lain-lain.
  • Pesan resonansi, yaitu jenis pesan yang membuat audiens dapat mengidenti­fikasi bagian dari dirinya. Jenis pesan ini lebih menekankan pada gaya hidup audiens yang seakan-akan menyatu dengan brand

Strategi Kreatif (Creative Strategy)

Strategi kreatif adalah bagaimana menuangkan strategi pesan ke dalam suatu ekspresi komunikasi yang spesifik. Menurut Kotler dan Keller (2016) terdapat dua kategori dalam strategi kreatif yaitu Informational Appeals dan Transformational appeals.

Informational Appeals adalah pesan yang ingin disampaikan agar audiens memahami secara jelas, solusi apa yang ditawarkan oleh destinasi pariwisata. Pada kategori ini biasanya merupakan pesan yang bersifat problem-solution dimana dalam pesan dijelaskan permasalahan dan jawabannya adalah destinasi yang bersangkutan.

Komunikasi pada kategori ini menyampaikan pesan secara rasional dan menonjolkan sisi logika serta alasan memilih destinasi tertentu seperti pesan mengenai kualitas produk (atraksi wisata atau daya tarik wisata, kelengkapan fasilitas pelayanan, kemudahan pencapaian, harga, dan lain-lain).

Transformational appeals adalah komunikasi yang menekankan pada penyampaian pesan dengan menyentuh sisi emosional dari audiens atau dengan kata lain, transformational appeals tidak menyampaikan pesan secara eksplisit apa yang menjadi problem solution dari destinasi tetapi dengan menggerakkan sisi emosi audiens seperti kebanggaan (esteem), cerita orang-orang (testimoni), popularitas, social proof, pesan moral, dan lain-lain.

Positive appeals adalah pesan yang disampaikan agar audiens merasakan hal-hal positif seperti merasa surprise, membanggakan, senang, istimewa, terhormat, berwibawa atau bermartabat jika datang ke destinasi;

Negative appeals adalah pesan yang disampaikan agar audiens merasakan hal-hal negatif seperti merasa ketakutan, kekurangan, ketinggalan, malu, atau bersalah jika tidak mengunjungi destinasi pariwisata. Strategi kreatif ini dapat menggunakan beberapa pendekatan yang biasanya banyak digunakan oleh para pemasar destinasi pariwisata seperti:

  • Storytelling: adalah teknik penyampaian informasi yang menarik dengan menggunakan fakta dan narasi untuk mengubah perasaan audiens agar menjadi protagonist dan akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata.
  • Gamification: Adalah teknik pemasaran dengan konten permainan atau kompetisi yang pada akhirnya akan meningkatkan pengetahuan audiens dan keputusan untuk berkunjung ke destinasi.
  • Newsjacking: adalah teknik memanfaatkan isu yang sedang booming atau viral untuk memancing keterlibatan audiens yang pada akhirnya akan membuat orang berkunjung ke destinasi pariwisata. Teknik ini dipopulerkan oleh David Meerman Scott dalam bukunya yang berjudul Newsjacking: How to Inject Your Ideas into a Breaking News Story and Generate Tons of Media Coverage.
  • Challenges (tantangan): adalah teknik yang dapat digunakan untuk mengundang audiens agar melakukan suatu tindakan tertentu. Teknik ini sebenarnya hampir sama dengan pendekatan gamification, namun ada perbedaan yang mendasar yaitu kalau teknik tantangan lebih fokus untuk membuat seseorang melakukan tindakan,  kalau gamification lebih menitikberatkan pada unsur permainannya

Sumber Pesan (Message Source)

Sumber pesan adalah pihak-pihak atau orang-orang yang jika menyampaikan pesan dapat diterima oleh audiens. Sumber pesan digunakan dalam mengoptimalkan komunikasi karena kebanyakan orang pada masa ini melakukan tindakan membeli/ berkunjung karena terpengaruh dari sumber-sumber yang mereka percayai.

Sumber-sumber pesan yang dapat mempengaruhi audiens biasanya orang-orang di sekitarnya (teman atau keluarga), artis (celebrity), orang yang memiliki keahlian (expertise), pemimpin, dan lain-lain. Dari hal tersebut maka timbullah konsep yang namanya brand ambassador, celebrity endorser, influencer, atau advocators.

Pengkurasian Isi Pesan (Content Curration)

Pengkurasian isi pesan adalah proses pengumpulan, pemilihan, dan penataan pesan yang akan disampaikan. Content curation sendiri terdiri dari beberapa format dan teknik yang dapat dipilih. Format pesan terdiri dari teks, foto, film, blog dan vlog. Sementara itu teknik pengkurasian pesan terdiri dari own created content, co-created content dan user generated content.

7. Pilih Metode, Media dan Saluran Promosi Pariwisata

Setelah disain promosi atau komunikasi pemasaran dirumuskan, selanjutnya memilih metode promosi untuk menjangkau audiens sesuai dengan tujuan dan promosi destinasi pariwisata yang telah ditetapkan. Seperti yang telah dijelaskan oleh saya dalam artikel mengenai komunikasi pemasaran destinasi pariwisata terintegrasi, metode promosi destinasi pariwisata terdiri dari Periklanan, Promosi Penjualan, Relasi Publik, Penjualan Personal, Penjualan Langsung, Event/Sponsorship, Merchandising dan Komunikasi Digital.

Beragam metode tersebut dapat dipilih dan dibaurkan satu sama lainnya sesuai dengan situasi yang ada seperti karakteristik dari target audiens, tujuan dan sasaran komunikasi, disain komunikasi serta faktor-faktor lainnya yang akan dibahas dalam bahasan mengenai penentu pilihan bauran metode promosi.

Adapun mengenai media dan saluran promosi pariwisata sebenarnya sudah melekat dalam setiap metode-metode tersebut, oleh karena itu, setiap kita memilih bauran metode promosi, otomatis kita sudah menentukan media dan saluran apa yang sesuai dengan metode-metode tersebut.

Contohnya di kala kita memilih metode periklanan, maka dengan otomatis kita harus memilih media atau saluran apa yang lebih tepat untuk menjangkau audiens sesuai dengan tujuan dan sasaran periklanan, apakah media cetak, luar ruang atau digital.

8. Pilih Bauran Metode Promosi Pariwisata

Dalam merangkai bauran antar metode, media dan saluran promosi destinasi pariwisata mana yang akan dipilih, maka destinasi pariwisata harus mempertim­bangkan beberapa hal berikut:

Karakteristik Masing-masing Metode Promosi Pariwisata

Setiap metode, media dan saluran promosi pariwisata memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemasar destinasi pariwisata harus mengetahui perbedaan karakteristik dari setiap metode, media dan saluran promosi tersebut agar dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran strategi promosi secara keseluruhan.

Taktik Push & Pull Komunikasi Pemasaran

Taktik yang dipilih dalam berkomunikasi dengan target pasar atau taktik push & pull dapat memberikan acuan dalam menentukan bauran metode, media dan saluran komunikasi apa yang akan dipilih. Hal ini dikarenakan bahwa dalam taktik komunikasi pemasaran push & pull keduanya memiliki tipe dan karakterisistik audiens yang berbeda, dan harus didekati dengan metode, media dan saluran yang berbeda pula.

Tujuan, Respon dan Target Promosi Destinasi Pariwisata

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap metode, media dan saluran promosi pariwisata memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam memilih metode, media dan saluran promosi harus didasarkan pada tujuan, respon dan target dari promosi itu sendiri.

Contohnya jika tujuan promosi hanya untuk sebatas menginformasikan dan responnya untuk memperoleh kesadaran merek destinasi dibenak audiens, maka metode, media dan saluran promosi yang dipilih adalah yang memiliki daya jangkau informatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode, media, dan saluran promosi yang lainnya.

Kemampuan dan Sumberdaya Destinasi

Setiap metode, media dan saluran promosi pariwisata memiliki karakteristik pembiayaan yang berbeda-beda, oleh karena itu pemasar destinasi harus pandai-pandai menyelaraskan antara tujuan promosi, biaya untuk mengeksekusi setiap metode, media dan saluran promosi, serta anggaran yang dimiliki oleh destinasi pariwisata.

Karakteristik Produk Destinasi

Setiap metode, media dan saluran promosi pariwisata dapat berhasil mengeksekusi tujuan dan respon promosi dengan karakteristik produk tertentu, seperti karakteristik produk destinasi yang tidak dapat dibawa ke tempat konsumen sehingga destinasi tidak dapat membawa sampel secara nyata tetapi dapat ditanggulangi dengan demonstrasi menggunakan virtual reality (VR), virtual event atau virtual tour.

Karakteristik Audiens

Audiens itu memiliki perilaku dan karakteristik yang berbeda-beda dalam berkomunikasi, oleh karena itu pemasar destinasi pariwisata harus dapat menyesuaikan metode, media atau saluran promosi pariwisatanya sesuai dengan perilaku dan karakteristik dari target audiens-nya tersebut.

Contohnya tipe audiens yang selalu mencari informasi destinasi menggunakan mesin pencari seperti Google, maka destinasi harus dapat memilih metode promosi pariwisata digital, baik itu dengan search engine optimization (SEO) atau search engine marketing (SEM). Oleh karena itu pemahaman mengenai perilaku dan karakteristik audiens sangatlah penting dalam hal ini.

Tahap siklus hidup produk destinasi (product life cycle)

Berbeda tahap siklus produk maka berbeda pula taktik promosi pariwisata yang harus dilakukan oleh pemasar destinasi pariwisata. Contohnya pada saat posisi produk ada dalam posisi introduction (pengenalan) maka lebih baik menggunakan metode, media dan saluran komunikasi pemasaran yang sifatnya menginformasikan dan mempengaruhi dengan jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan metode, media dan saluran komunikasi pemasaran yang lainnya.

Tahap visitor journey

Setiap tahap dalam visitor journey harus didekati dengan metode, media dan saluran promosi yang berbeda-beda, karena setiap tahap dalam visitor journey tersebut memiliki kondisi yang berbeda-beda pula.

Contohnya pada saat tahap dreaming, metode online advertising dengan menggunakan Facebook Ads akan dapat memberikan jangkauan yang luas untuk lebih banyak menginspirasi orang-orang untuk berkunjung ke destinasi. Atau menampilkan video experience-telling di saluran Youtube untuk mempengaruhi calon wisatawan pada tahap planning.

9. Tentukan Anggaran Promosi Pariwisata

Pada dasarnya destinasi pariwisata dikelola menggunakan anggaran yang berbasis pemerintah dan swasta. Kasus di Indonesia, destinasi pariwisata kebanyakan dikelola oleh pemerintah seperti Kementerian, Dinas Pariwisata Provinsi atau Dinas Pariwisata Kab/Kota. Menurut pengamatan saya, hanya sedikit destinasi pariwisata yang dikelola oleh pihak swasta.

Atas hal tersebut, maka pengelolaan anggaran promosi pariwisata sendiri dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu berdasarkan penganggaran pemerintahan dan berdasarkan penganggaran bisnis.

Berdasarkan penganggaran pemerintahan maka anggaran strategi promosi pariwisata harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di Daerah maupun di tingkat Pusat. Adapun secara bisnis, biasanya penganggaran terdiri dari tiga metode yaitu Marginal Approach (Pendekatan Marginal), Breakdown Method (Metode Perincian), dan Build-up Method.

10. Implementasikan dan Evaluasi Kinerja Strategi Promosi Pariwisata

Tahap selanjutnya dari penyusunan rencana strategi promosi pariwisata adalah implementasi atau melakukan aktivitas komunikasi itu sendiri. Dalam melakukan implementasi promosi ini tentunya harus selalu dilakukan upaya evaluasi secara terus menerus terhadap kinerjanya dengan cara membandingkan rencana dengan hasil dan dampak dari aktivitas promosi yang telah dilakukan, karena bisa jadi terdapat program promosi yang harus dirubah atau disesuaikan, contohnya dari aspek pesan, metode, media dan lain sebagainya.

Evaluasi ini penting sekali untuk dilakukan agar dapat diketahui apakah promosi yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif atau tidak. Evaluasi juga diperlukan untuk merumuskan program promosi pada tahap selanjutnya dan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi agar promosi pa yang dilakukan selanjutnya dapat meningkat dari sisi efektivitasnya (improve).

Salah satu teknik dalam melakukan evaluasi program promosi pariwisata adalah dengan cara mengukur kinerja yaitu membandingkan antara tujuan dan sasaran promosi atau komunikasi pemasaran dengan implementasi yang dilakukan, dengan menggunakan parameter-parameter yang disebut dengan Metrics atau KPI (Key Performance Indicators).

Referensi

Hidayah, Nurdin (2021). Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital: Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta: Kreasi Cendekia Pustaka

Kartajaya, H., Kotler, P., & Setiawan, I. (2017). Marketing 4.0: moving from Traditional to Digital. John Wiley & Sons.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). A framework for marketing management. Boston, MA: Pearson.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.