Filosofi Strategi Bersaing Destinasi Pariwisata
Strategi bersaing destinasi pariwisata (tourism destination competitive strategy) merupakan tema yang saya pilih untuk kali ini, adapun latar belakangnya adalah karena penelitian dan studi-studi yang ada, memperlihatkan bahwa pariwisata dapat memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di suatu destinasi pariwisata berada.
Dampak ekonomi tersebut salah satunya adalah diperoleh dari pengeluaran wisatawan atau pengunjung yang berkunjung ke suatu destinasi pariwisata tersebut. Untuk itu destinasi pariwisata harus mempersiapkan diri dalam menyambut dan mengoptimalkan peluang ekonomi tersebut.
Pengertian strategi bersaing destinasi pariwisata adalah cara-cara yang diambil oleh pengelola destinasi pariwisata agar unggul dalam persaingan secara efektif dan berkelanjutan (sustainable competitive advantage), didalam situasi lingkungan persaingan yang dinamis.
Dalam proses mendatangkan pengunjung, pada saat ini bukan lagi menjadi hal yang mudah dilakukan oleh destinasi pariwisata. Karena dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata, baik di tingkat nasional maupun dunia, destinasi pariwisata dihadapkan dengan persaingan yang cukup ketat.
Persaingan dapat menyebabkan pengunjung memperoleh banyak pilihan, dan oleh karena itu supaya destinasi pariwisata dapat dipilih oleh mayoritas para pengunjung, maka destinasi harus dapat memenangkan persaingan tersebut. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan melakukan strategi bersaing destinasi pariwisata yang tujuannya agar unggul dalam lingkungan persaingan.
Dari hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan dampak ekonomi yang optimal didalam lingkungan persaingan yang ketat, adalah dengan cara unggul dalam persaingan. Unggul dalam bersaing (competitive advantage) merupakan hasil akhir yang harus dicapai oleh destinasi pariwisata, dan hasil akhir tersebut diperoleh dari serangkaian aktivitas dalam menyediakan penawaran, mendatangkan pengunjung dan akivitas-aktivitas yang mendukungnya. Serangkaian aktivitas tersebut disebut dengan fungsi-fungsi destinasi pariwisata.
Strategi Bersaing Destinasi Pariwisata Berasal Dari Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata
Strategi bersaing destinasi pariwisata dapat diraih dengan mengoptimalkan peran dari fungsi-fungsi destinasi pariwisata. Oleh karena itu setiap fungsi destinasi memiliki fungsi strategis masing-masing, dalam rangka menjadikan destinasi unggul dalam persaingan (competitive advantage). Peran setiap fungsi-fungsi destinasi pariwisata dalam upaya mencapai keunggulan bersaing dapat dilihat dalam gambar berikut.
Peran Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata dalam Meraih Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)
Agar dapat dikonsumsi oleh pelanggannya, destinasi pariwisata harus menyediakan penawaran yang berupa produk (produk wisata), dan jika destinasi tidak mempunyai produk, pertanyaannya adalah, apa yang akan dikonsumsi oleh pelanggannya?. Jelas sekali fungsi produksi atau operasi (operation) dalam destinasi begitu penting karena produk merupakan alasan utama mengapa pelanggan harus mengkonsumsinya.
Tapi jikalau destinasi sudah memiliki produk wisata, tetapi tidak ada yang mengetahuinya atau tidak ada yang mendatanginya, apalah artinya produk wisata tersebut di produksi. Sehingga destinasi harus memiliki fungsi agar produk tersebut laku atau didatangi oleh pengunjungnya, dan fungsi untuk mendatangkan pengunjung disebut sebagai fungsi pemasaran.
Dalam menjalankan fungsi operasi dan pemasaran pariwisata, destinasi harus melakukan serangkaian koordinasi dengan para pemangku kepentingan pariwisata yang ada, atau disebut sebagai fungsi koordinasi (ccordination). Hal tersebut harus dilakukan karena sifat dari destinasi yang multi atribut (multi dimensi, multi sektor, dll.).
Selanjutnya, untuk melakukan fungsi operasi, pemasaran dan koordinasi, tentunya harus dilakukan oleh manusia, atau disebut sebagai fungsi sumber daya manusia (human capital), apalagi pariwisata yang memiliki sifat padat karya (labor intensive), menjadikan peran keterlibatan manusia atau insani cukup tinggi. Dan terakhir adalah bahwa untuk melakukan semua fungsi tersebut memerlukan anggaran atau pendanaan, yang disebut sebagai fungsi keuangan (finance).
Dari penjelasan tersebut di atas, menurut saya fungsi operasi dan fungsi pemasaran pariwisata adalah fungsi utama dimana destinasi akan didatangi atau dikonsumsi oleh pengunjungnya. Tetapi kedua fungsi tersebut tidak akan berjalan optimal jika tidak ada yang mendukungnya. Yang mendukung terhadap optimalisasi fungsi-fungsi utama tersebut disebut sebagai fungsi pendukung diantaranya adalah fungsi, koordinasi, sumberdaya manusia, keuangan dan fungsi-fungsi lainnya.
Dalam mencapai keunggulan bersaing destinasi, fungsi-fungsi utama dan fungsi pendukung harus melakukan serangkaian proses strategis masing-masing. Proses strategis fungsi operasi memiliki tujuan untuk membangun produk yang berkualitas (product quality). Fungsi pemasaran bertujuan untuk menjadikan destinasi sesuai dengan harapan pengunjung dan lebih baik dibandingkan dengan para pesaing (superior customer value).
Fungsi koordinasi bertujuan untuk mengompakan para pemangku kepentingan (cohesive stakeholders). Fungsi sumberdaya manusia bertujuan agar semua unsur insani yang terlibat memiliki kapasitas mumpuni dan merasa memiliki (enggagement) terhadap destinasi pariwisata. Dan fungsi keuangan bertujuan untuk lebih efisien dibanding dengan pesaing (cost leadership).
Tujuan strategis dari masing-masing fungsi-fungsi tersebut tidak berarti hanya terfokus pada kegiatan untuk mendatangkan keuntungan secara ekonomi saja, tetapi harus seimbang dengan tetap menjaga keberlangsungan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Hal tersebut harus menjadi prinsip dasar (bottom lines) bagi segala aktivitas dalam meraih tujuan fungsi-fungsi destinasi, agar manfaat destinasi tidak hanya dapat dirasakan oleh generasi pada saat ini saja, tetapi dapat bermanfaat bagi generasi-generasi selanjutnya secara berlanjut dan terus menerus.
Jika semua fungsi-fungsi tersebut di atas secara terus menerus dapat meraih tujuan strategisnya masing-masing, maka keunggulan bersaing yang telah dimiliki akan berlanjut. Atau dengan kata lain destinasi pariwisata akan mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage).
Peran Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata dalam Meraih Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage)
Dalam fungsi-fungsi utama, fungsi pemasaran dibanding dengan fungsi operasi menurut saya memiliki nilai lebih terhadap kesuksesan destinasi, karena pada dasarnya kesuksesan suatu destinasi pariwisata adalah bagaimana kegiatan pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam destinasi tersebut.
Kesejahteraan masyarakat didapatkan dari dampak pariwisata yaitu dari pengeluaran pengunjung. Bagaimana jika destinasi pariwisata tidak memiliki pengunjung?, maka jawabannya adalah destinasi tidak akan mendapatkan dampak dari kegiatan pariwisata tersebut. Jadi, nilai lebih dari fungsi pemasaran dibanding dengan fungsi operasi adalah dalam hal mendatangkan pelanggan sehingga masyarakat dapat merasakan dampaknya.
Peran Fungsi-fungsi Destinasi Pariwisata
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa fungsi pemasaran destinasi pariwisata memegang peranan yang sangat penting dalam membuat suatu destinasi banyak dikunjungi. Peran fungsi pemasaran destinasi pariwisata setidaknya menyangkut beberapa hal dalam proses konsumsi, yaitu sebelum produk dikonsumsi, pada saat dikonsumsi dan setelah dikonsumsi.
Pertama, sebelum produk dikonsumsi fungsi pemasaran memegang peranan dalam mengirimkan informasi kepada fungsi operasi mengenai produk yang seperti apa yang harus diproduksi dan bagaimana caranya pelanggan tertarik untuk mengunjungi destinasi.
Kedua, fungsi pemasaran dapat memberikan acuan pada proses konsumsi, seperti sistem penyampaian yang seperti apa yang dapat memuaskan pelanggannya. Terakhir, pada saat setelah dikonsumsi, yaitu bagaimana caranya membuat pelanggan tersebut datang kembali.
Berbicara mengenai fungsi pemasaran destinasi pariwisata dilapangan, menurut saya terdapat beberapa kekeliruan yang mengakibatkan fungsi ini serasa menjadi kecil atau kerdil. Kekeliruan tersebut pertama adalah mengaggap aktifitas pemasaran hanya sekedar promosi atau iklan saja, padahal promosi pariwisata adalah bagian kecil dari proses pemasaran destinasi pariwisata secara holistik, bahkan iklan merupakan bagian kecil lagi dari promosi destinasi pariwisata.
Kedua, menganggap pemasaran dan penjualan sebagai fungsi yang berbeda, padahal penjualan merupakan bagian dari pemasaran yang terfokus pada optimalisasi pertukaran dan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dan terakhir adalah memandang fungsi pemasaran hanya ditempatkan sebagai bagian pelengkap dari fungsi yang lain, dan dipandang hanya sebagai fungsi fisik departemenisasi atau divisi. Padahal pemasaran bukan hanya sekedar fisik tetapi harus menjadi jiwa dari pengelola destinasi dan harus dimiliki oleh semua orang yang ada di destinasi tersebut, karena pada dasarnya mengelola pemasaran pariwisata adalah mengelola kepuasan pelanggan destinasi pariwisata.
Wallahu A’lam Bishawab.
Untuk lebih memahami mengenai pengelolaan destinasi pariwisata terutama dalam fungsi pemasarannya, silahkan dapat dipelajari secara lebih mendalam dan detil dalam buku saya yang berjudul Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital.
Referensi
Hidayah, Nurdin (2021). Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital: Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta: Kreasi Cendekia Pustaka
1 Comments