Pemasaran Pariwisata atau Pemasaran Destinasi? Jangan Salah!

Pemasaran Pariwisata atau Pemasaran Destinasi? Jangan Salah!

Istilah pemasaran pariwisata mungkin telah banyak terdengar akrab di telinga para marketers semua. Kalau merujuk pada buku-buku teks yang ada, kebanyakan judul buku mengenai pemasaran pariwisata sebenarnya berisi mengenai bagaimana suatu tempat tujuan pariwisata atau destinasi pariwisata dipasarkan.

Sementara kalau kita mengulas mengenai pengertian dasar tentang pariwisata, saya menemukan beberapa kejanggalan mengenai istilah atau terminologi pemasaran pariwisata tersebut. Mengapa demikian? Mungkin penjelasan berikut dapat menginspirasi kita semua yang bergelut dalam dunia pariwisata, khususnya dalam bidang pemasarannya.

Kejanggalan pertama adalah istilah “tourism” yang sering diartikan sebagai “pariwisata”, sehingga banyak yang menterjemahkan “tourism marketing” menjadi “pemasaran pariwisata”. Padahal menurut saya istilah “tourism” tersebut lebih tepat diartikan sebagai “kepariwisataan”. Karena istilah “pariwisata” padanan katanya adalah “tours” atau kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan secara jamak atau berkeliling-keliling.

Yang kedua, jika istilah “pemasaran pariwisata” kita ganti dengan istilah “pemasaran kepariwisataan” (tourism marketing), mungkin kejanggalan itu akan sedikit lebih terlihat. Selanjutnya coba kita kaitkan dengan apa yang menjadi produk atau objek yang dipasarkan oleh kepariwisataan itu sendiri. Mengenai hal tersebut, coba kita ulas sedikit mengenai apa itu pengertian kepariwisataan (tourism).

Saya pikir, baik para ahli, institusi, atau pemerintah, telah menetapkan suatu definisi mengenai kepariwisataan. Tetapi kalau saya tarik kesimpulan dari berbagai definisi tersebut, sebenarnya terdapat benang merah yang intinya bahwa pariwisata adalah suatu gejala atau fenomena yang terjadi karena diakibatkan oleh pergerakan manusia dari tempat tinggalnya untuk melakukan suatu kegiatan wisata baik liburan atau bisnis sampai ia kembali ke tempat tinggalnya semula.

Gejala atau fenomena tersebut membentuk suatu sistem yang kompleks yang didalamnya terdapat komponen-komponen serta elemen-elemen yang saling terkait seperti tempat tinggal, tempat tujuan, perjalanan, sarana/prasarana, dll. yang biasa disebut dengan sistem kepariwisataan (tourism system).

Jika merujuk pada pengertian kepariwisataan tersebut, pertanyaannya adalah siapa yang memasarkan kepariwisataan? Atau siapa yang menjadi prosdusennya? Saya kira sudah cukup jelas bahwa kepariwisataan itu merupakan suatu gejala atau fenomena yang kompleks, yang didalamnya terdapat multi produsen dan konsumen, yang diakibatkan oleh multi pemangku kepentingan (multi stakeholders).

Oleh karena itu akan lebih tepat jika yang dipasarkan itu adalah destinasi pariwisata atau tempat tujuan wisatanya bukan kepariwisataanya (tourism). Jika yang dipasarkan itu destinasi, maka yang menjadi produsennya adalah pengelola destinasi wisata dan yang menjadi konsumennya adalah para pengunjung atau wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman berwisata dan para perantara (intermediaries).

Klik disini untuk lebih detil mengenai pengertian pemasaran kepariwisataan dan klik disini untuk melihat detil mengenai pengertian pariwisata dan kepariwisataan itu sendiri.

Untuk lebih memahaminya lagi secara lebih mendalam dan lebih lengkap, lebih baik mempelajari buku saya yang berjudul Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital: Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing.

Wallahu A’lam Bishawab.

 

 

 

1 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.