Immersive Experiences dalam Pariwisata: Definisi, Teknologi, Manfaat

Immersive Experiences dalam Pariwisata: Definisi, Teknologi, Manfaat

Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi terpenting di berbagai negara di seluruh dunia. Untuk meningkatkan daya tariknya, industri pariwisata terus mencari cara-cara baru untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan kepada wisatawan. Salah satu pendekatan yang semakin populer dalam pariwisata adalah “Immersive Experiences“. Artikel ini akan membahas tentang konsep immersive experiences dalam pariwisata, penerapan teknologi, manfaatnya bagi wisatawan dan destinasi, serta beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai immersive experiences yang optimal.

Pengenalan

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terbaru telah membawa masyarakat global ke tingkat yang baru. Masyarakat global secara bertahap telah mengubah cara mereka berkomunikasi dan bertukar informasi dari menggunakan alat yang relatif konvensional, seperti telepon rumah dan media massa cetak, ke perangkat digital terbaru dan teknologi informasi, seperti ponsel pintar dan internet.

Wabah pandemi Covid-19 yang dimulai pada awal tahun 2020 telah mempercepat kemajuan dan pemanfaatan TIK, seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mixed Reality (MR) yang menggabungkan antara VR dan AR, dan baru-baru ini yaitu Extended Reality (XR), semua teknologi ini termasuk dalam istilah “teknologi imersif” (Patria et al., 2023).

Teknologi imersif ini telah menyebar ke banyak aspek kehidupan masyarakat dan menciptakan apa yang dikenal sebagai “pengalaman imersif” atau “immersive experiences“. Diperkirakan bahwa dalam waktu dekat, dan sebagai kelanjutan dari kemajuan teknologi imersif ini, masyarakat global akan mulai mengadopsi dan memanfaatkan Metaverse, yang didefinisikan sebagai “alam semesta virtual paralel yang menggunakan kecerdasan ambien untuk meningkatkan ruang fisik, produk, dan layanan, yang muncul sebagai ruang kreasi nilai bersama yang kolektif dan virtual” (Buhalis & Karatay, 2022).

Dalam era TIK yang semakin maju tersebut, pariwisata telah bertransformasi secara drastis dari bentuk yang konvensional menjadi pengalaman yang lebih interaktif dan menyeluruh. Immerse experience merupakan pendekatan yang menggabungkan teknologi canggih, seni, dan inovasi dalam menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi para wisatawan.

Melalui penggunaan teknologi immersive seperti VR, AR, MR, XR, video 360-derajat, dan sensor-sensor cerdas, pariwisata mampu menyediakan interaksi yang lebih dalam dan mendalam dengan lingkungan, budaya, dan sejarah di destinasi wisata.

Definisi Immersive Experiences Menurut Para Ahli

Menurut Patria et al., (2023) dalam artikel yang berjudul “Effect of Immersive Experience on Repurchase Intention of Virtual Heritage Tours among Gen-Z in Indonesia” mendefinisikan immersive experiences sebagai pengalaman yang diperoleh melalui interaksi simultan antara pengguna dan lingkungan nyata dan lingkungan virtual, dengan mengintegrasikan konten virtual dengan lingkungan fisik (nyata) untuk menghasilkan persepsi pengguna. Persepsi tersebut diperoleh dari lingkungan virtual, seperti dalam bentuk gambar, suara, atau rangsangan lain yang membentuknya.

Menurut mereka immersive experiences adalah output dari pengalaman virtual (virtual experiences), yang tercipta ketika seseorang berada di lingkungan virtual tetapi merasa seolah-olah berada di lingkungan nyata. Semakin aktual perasaan pengguna dari pengalaman virtual semacam itu, semakin banyak pengalaman imersif yang diperoleh dari pengalaman virtual tersebut. Namun, tidak semua pengalaman virtual dapat memberikan pengalaman imersif kepada pengguna.

Menurut Frank Biocca (Ahli dalam Bidang Media Interaktif dan Komunikasi), immersive experiences adalah proses yang melibatkan individu secara kognitif dan emosional dalam dunia virtual. Pengalaman ini menciptakan ilusi realisme dan “telepresence” (kehadiran jarak jauh) sehingga pengguna merasa benar-benar ada di dalam lingkungan tersebut.

Menurut Prof. Karen F. Schrier (Peneliti di Bidang Media Interaktif dan Teknologi), immersive experiences adalah pengalaman yang menggabungkan unsur-unsur interaktif dan naratif yang memungkinkan individu untuk sepenuhnya terlibat dalam cerita atau dunia virtual yang mereka eksplorasi. Pengalaman ini dapat memicu perasaan empati, imersi, dan penguasaan (agency) atas narasi atau lingkungan yang dihadapi oleh pengguna.

Menurut Prof. Mel Slater, immersive experiences sebagai pengalaman yang menyediakan simulasi yang sangat kuat dari lingkungan fisik atau sosial. Ia menekankan pentingnya sense of presence, yaitu perasaan kehadiran yang kuat di lingkungan virtual, sebagai ciri khas dari pengalaman immersive.

Menurut Dr. Chris Thorn (seorang peneliti di bidang perangkat lunak), immersive experiences melibatkan penggunaan teknologi seperti VR dan AR untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan meyakinkan. Ia menyatakan bahwa teknologi immersive berusaha untuk menghilangkan batas antara pengguna dengan lingkungan yang diciptakan secara digital.

Menurut Dr. Jeremy Bailenson (Peneliti di Bidang Psikologi dan Realitas Virtual), immersive experiences adalah pengalaman yang melibatkan “pemindahan realitas” (reality transfer) di mana individu merasa benar-benar berada di dalam lingkungan yang dibuat secara virtual, sehingga mengubah persepsi mereka tentang diri mereka dan dunia di sekitarnya.

Secara umum, definisi immersive experiences menurut para ahli di berbagai bidang menunjukkan kesamaan dalam menggambarkan pengalaman yang mendalam, terlibat, dan menyatukan individu dalam lingkungan virtual.

Pengalaman ini menciptakan ilusi kehadiran yang kuat sehingga individu merasa benar-benar berada di dalam suatu lingkungan yang nyata, dan hal ini dapat mempengaruhi perasaan, persepsi, pikiran, dan perilaku mereka.

Penggunaan teknologi, unsur-unsur interaktif, naratif, dan realisme menjadi elemen penting dalam menciptakan pengalaman immersive yang efektif.

Penerapan Teknologi Immersive Experiences dalam Pariwisata

  • Virtual Reality (VR): memungkinkan wisatawan untuk merasakan pengalaman “seolah-olah ada” di tempat wisata tanpa harus berada di sana secara fisik. Dengan mengenakan headset VR, wisatawan dapat menjelajahi lokasi wisata, mengunjungi situs sejarah, atau bahkan berinteraksi dengan hewan-hewan langka dalam lingkungan yang dibuat secara digital.
  • Augmented Reality (AR): menyatukan dunia nyata dengan elemen-elemen digital melalui perangkat seperti smartphone atau tablet. Melalui AR, wisatawan dapat melihat informasi tambahan saat berada di lokasi wisata, seperti informasi sejarah, fakta menarik, atau panduan virtual.
  • Mixed Reality (MR): mencakup gabungan dari Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) digunakan untuk menciptakan pengalaman yang menyatukan elemen-elemen dunia nyata dengan elemen virtual di destinasi wisata. Dengan MR, wisatawan dapat mengikuti virtual tours yang realistis dan interaktif di destinasi wisata. Mereka dapat mengunjungi situs sejarah, museum, atau atraksi lainnya dengan tampilan 360-derajat yang mendalam, merasa seolah-olah benar-benar berada di tempat tersebut (immersive)
  • Extended Reality (XR): mencakup gabungan dari Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR). Dalam industri pariwisata, teknologi XR menciptakan pengalaman yang lebih holistik dan menyatukan unsur nyata dan digital. Dengan XR, destinasi wisata virtual dapat dibuat untuk menarik lebih banyak wisatawan. Destinasi virtual ini dapat menampilkan tempat-tempat ikonik dari seluruh dunia atau bahkan dunia fantasi yang unik, memberikan pengalaman wisata yang berbeda dari yang sebenarnya.
  • Video 360-Derajat: memungkinkan wisatawan untuk mengeksplorasi lingkungan secara interaktif dengan gerakan 360 derajat. Wisatawan dapat mengendalikan sudut pandang mereka dan merasakan pengalaman yang mendalam dan mengesankan.
  • Sensor-sensor Cerdas: seperti Internet of Things (IoT) dapat dipasang di destinasi wisata untuk meningkatkan interaksi antara wisatawan dan lingkungannya. Misalnya, sensor suhu atau cahaya dapat memberikan informasi real-time tentang kondisi lingkungan kepada wisatawan.

Manfaat Immersive Experiences dalam Pariwisata

  • Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan: salah satu manfaat utama immersive experiences dalam pariwisata adalah meningkatkan daya tarik wisatawan. Pengalaman mendalam dan interaktif yang disediakan oleh teknologi imersif menarik perhatian wisatawan yang mencari pengalaman baru dan unik. Dengan menggunakan headset VR atau aplikasi AR di smartphone, wisatawan dapat merasakan sensasi berada di destinasi wisata, meskipun secara fisik berada di tempat yang berbeda. Destinasi yang menyediakan pengalaman immersive cenderung menarik lebih banyak kunjungan dan meningkatkan popularitas mereka di kalangan turis.
  • Mendekatkan Wisatawan dengan Destinasi: immersive experiences membantu mendekatkan wisatawan dengan destinasi mereka. Dalam pengalaman VR atau MR, wisatawan merasa seolah-olah berada di tengah-tengah lingkungan fisik destinasi wisata. Mereka dapat menjelajahi tempat-tempat ikonik, mengenal budaya, dan melihat situs-situs sejarah dengan detail yang nyata. Dengan begitu, pengalaman immersive memungkinkan wisatawan untuk merasa lebih terhubung dengan destinasi sebelum mereka benar-benar mengunjunginya secara fisik.
  • Peningkatan Pendidikan dan Kesadaran Budaya: immersive experiences juga memiliki peran penting dalam meningkatkan pendidikan dan kesadaran budaya di kalangan wisatawan. Dengan menggunakan teknologi VR atau AR, destinasi wisata dapat memberikan pengalaman interaktif yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan warisan mereka. Wisatawan dapat belajar tentang peristiwa bersejarah, tradisi, dan kehidupan masyarakat setempat dengan cara yang menarik dan mendalam. Hal ini membuka peluang bagi wisatawan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang destinasi yang mereka kunjungi dan menghargai keragaman budaya.
  • Diversifikasi Pendapatan untuk Destinasi: penerapan immersive experiences juga dapat membantu destinasi wisata untuk mendiversifikasi pendapatan mereka. Selain dari pendapatan konvensional seperti tiket masuk dan layanan akomodasi, destinasi dapat menawarkan pengalaman berbayar berbasis teknologi, seperti tur VR atau AR yang menarik bagi wisatawan. Diversifikasi pendapatan ini membantu destinasi untuk lebih berdaya saing dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi di era digital.
  • Pemahaman Akan Dampak Lingkungan: teknologi sensor cerdas yang terkait dengan immersive experiences dapat membantu destinasi wisata untuk lebih memahami dampak kunjungan wisatawan pada lingkungan mereka. Data lingkungan yang dikumpulkan dari sensor-sensor cerdas, seperti suhu, cahaya, atau polusi, dapat membantu destinasi untuk mengambil langkah-langkah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini berkontribusi pada upaya untuk menjaga kelestarian alam dan keaslian destinasi wisata.

Tantangan dalam Menerapkan Immersive Experiences dalam Pariwisata

  • Investasi dan Biaya: menerapkan teknologi Immersive Experiences seringkali memerlukan investasi awal yang besar dan biaya operasional yang tinggi. Pembelian perangkat keras, pengembangan konten digital, dan pelatihan staf semuanya memerlukan dana yang signifikan. Bagi destinasi wisata yang memiliki anggaran terbatas, tantangan ini dapat menjadi hambatan dalam mengadopsi teknologi ini.
  • Infrastruktur dan Aksesibilitas: infrastruktur teknologi yang memadai menjadi prasyarat penting untuk menerapkan Immersive Experiences. Namun, beberapa destinasi wisata, terutama di daerah terpencil atau berkembang, mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap jaringan internet dan listrik. Hal ini dapat menghambat implementasi teknologi ini di beberapa tempat.
  • Pendidikan dan Kesadaran Pengguna: tantangan lainnya adalah meningkatkan tingkat pendidikan dan kesadaran pengguna terkait teknologi Immersive Experiences. Beberapa wisatawan mungkin belum akrab dengan teknologi ini atau mungkin merasa tidak nyaman dengan penggunaannya. Diperlukan upaya untuk mengedukasi dan mempromosikan manfaat teknologi ini kepada wisatawan.

Kesimpulan

Penerapan teknologi Immersive Experiences dalam pariwisata menawarkan berbagai peluang yang menarik, seperti meningkatkan daya tarik destinasi, diversifikasi pendapatan, dan pengalaman edukasi yang lebih baik.

Namun, tantangan seperti investasi dan biaya, infrastruktur dan aksesibilitas, serta pendidikan dan kesadaran pengguna perlu diatasi dengan bijaksana.

Dengan mengatasi tantangan ini, teknologi Immersive Experiences berpotensi mengubah cara wisatawan berinteraksi dengan destinasi dan menciptakan pengalaman yang lebih imersif dan tak terlupakan di dunia pariwisata.

Referensi

Patria, T. A., Hidayah, N., & Suherlan, H. (2023). Effect of Immersive Experience on Repurchase Intention of Virtual Heritage Tours among Gen-Z in Indonesia. In E3S Web of Conferences (Vol. 388). EDP Sciences.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.