7 Tren Pemasaran Pariwisata Yg Wajib Diketahui Oleh Para Marketer

7 Tren Pemasaran Pariwisata Yg Wajib Diketahui Oleh Para Marketer

Tren Pemasaran Pariwisata

Dunia pemasaran pariwisata telah mengalami beberapa perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan tersebut dikarenakan oleh perkembangan teknologi informasi yang ini pergerakannya sudah eksponensial. Fenomena tersebut telah mengakibatkan berkembangnya beberapa tren dalam pengelolaan destinasi pariwisata, tak terkecuali dalam bidang pemasaran destinasi pariwisata. Oleh karena itu, tulisan kali ini saya akan menjelaskan 7 tren pemasaran pariwisata yang diungkapkan oleh Nyorani.

Nyorani memberikan suatu gambaran bagaimana 7 tren pemasaran pariwisata pada saat ini dan untuk beberapa waktu kedepan, seperti fokus terhadap keberlanjutan (sustainability), penggunaan teknologi digital dan internet misalnya virtual reality, influencer marketing, serta industry dan cross-industry partnerships.

Berikut penjelasan mengenai ke 7 tren pemasaran pariwisata yang harus dicermati oleh para marketer destinasi pariwisata:

1. Fokus terhadap keberlanjutan (sustainability)

Industrialisasi di seluruh dunia telah menghasilkan pertumbuhan pembangunan yang sangat cepat, tetapi sayangnya, hal itu juga yang menyebabkan kontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, banyak wisatawan mempertimbangkan apa yang benar bagi keberlangsungan bumi dan kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang.

Laporan dari industri perjalanan, menunjukkan bahwa lebih dari 70% wisatawan berpendapat bahwa perusahaan perjalanan (agen atau biro perjalanan) harus menyediakan pilihan perjalanan yang lebih ramah lingkungan (eco friendly). Penekanan pada keberlanjutan ini berarti sejumlah wisatawan membuat keputusan berdasarkan seberapa eco friendly suatu destinasi. Oleh karena itu, pengelola destinasi pariwisata harus dapat meningkatkan citra mereka dengan menjadi destinasi yang ramah lingkungan.

2. Berkembangnya kebutuhan teknologi virtual reality

Teknologi terus berkembang dan tidak mengherankan jika aplikasinya dalam industri pariwisata juga memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangannya. Teknologi inovatif seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan mixed reality (MR) memungkinkan usaha pariwisata dapat menyediakan layanan yang mungkin hanya bisa diimpikan atau dibayangkan beberapa tahun yang lalu.

Beberapa organisasi di industri pariwisata telah mengadopsi VR dalam pemasaran mereka. Pulau Hamilton adalah salah satu contoh bagus dari sebuah usaha pariwisata yang memanfaatkan teknologi ini.

7 Tren Pemasaran Pariwisata: Hamilton Virtual Reality
Sumber: https://www.hamiltonisland.com.au/virtual-reality

Untuk memanfaatkan tren ini, pengelola destinasi pariwisata dapat menarik perhatian wisatawan ke destinasi dengan memberi mereka gambaran tentang apa yang akan mereka alami menggunakan teknologi VR ini. Dan dengan memiliki pengalaman virtual, konsumen lebih cenderung akan melakukan pemesanan untuk merasakan langsung tempat tersebut, atau lebih kepada tujuan untuk strategi promosi pariwisata.

Keuntungan lain dari penggunaan teknologi ini adalah dapat menghilangkan spekulasi ketika wisatawan ingin memilih destinasi. Mereka bisa yakin dengan apa yang akan mereka dapatkan pada saat mereka berkunjung. Akibatnya, lebih banyak orang mungkin bersedia melakukan perjalanan ke destinasi Anda selama penawaran Anda sesuai dengan keinginan mereka.

3. Meningkatnya kebutuhan pengalaman melalui perangkat seluler (mobile)

Menurut laporan Google, prosentase wisatawan di Amerika Serikat (AS) yang menggunakan ponsel cerdas (smartphone) saat melakukan perjalanan wisata naik dari 41% pada 2015 menjadi lebih dari 70% pada 2018, dan jumlahnya terus meningkat setiap tahun.

Penelitian yang sama mengungkapkan bahwa hampir setengah dari pengguna ponsel cerdas di AS, Inggris Raya, Perancis, dan Australia merasa nyaman untuk mencari, memesan, dan merencanakan seluruh perjalanan mereka hanya dengan menggunakan perangkat seluler (ponsel atau tablet).

7 Tren Pemasaran Pariwisata: Tingkat Penggunaan Ponsel Oleh Wisatawan
Sumber: https://www.thinkwithgoogle.com/consumer-insights/consumer-journey/consumer-travel-smartphone-usage/

Oleh karena itu, sangat penting bagi pemasar destinasi untuk mengoptimalkan pengalaman seluler bagi pelanggan mereka, dan hal tersebut dapat membantu dalam membangun keunggulan kompetitif destinasi. Memiliki aplikasi seluler (mobile apps) atau interface yang memungkinkan calon pelanggan melakukan apa yang dapat mereka lakukan di website destinasi.

4. Meningkatnya tren pemasaran pariwisata melalui influencer mikro (microinfluencer marketing)

Tren lain yang harus diikuti oleh pengelola destinasi pariwisata adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan pelanggan melalui influencer atau biasa disebut dengan influencer marketing (pemasaran inflencer). Pemasaran influencer sudah terbukti cukup efektif, faktanya yaitu menurut data dari MuseFind mengungkapkan bahwa 92% konsumen lebih memercayai influencer daripada iklan tradisional atau dukungan selebriti (celebrity endorser). Sementara itu menurut Forbes, 47% dari pengguna internet telah menggunakan AddBlock Technology yang membuat efektifitas dari iklan digital seperti display ads mulai menurun.

7 Tren Pemasaran Pariwisata: Influencer Marketing
Sumber: https://www.forbes.com/sites/deborahweinswig/2016/10/05/influencers-are-the-new-brands/#146adc4a7919

Pemasaran microinfluencer dianggap lebih otentik daripada menggunakan influencer besar (macro-influencer). Micro-Influencer ini cenderung memiliki lebih banyak interaksi dengan audiens mereka dan juga lebih dapat terkoneksi.

Lebih dari itu, pengelola destinasi pariwisata tidak lagi hanya dapat bergantung pada iklan bergambar (display ads). Sejumlah pengguna internet saat ini bahkan tidak bisa melihat iklan tersebut karena mereka menggunakan teknologi Ad-block untuk menyembunyikannya, dan mereka yang tidak memblokir iklan mungkin tetap tidak melihatnya karena adanya fenomena yang dikenal dengan banner blindness atau banner noise yaitu fenomena dalam internet dimana pengunjung website secara sadar atau tidak sadar mengabaikan informasi iklan spanduk (banner ads).

Berdasarkan semua perkembangan ini, pengelola destinasi pariwisata harus menyusun strategi dan bermitra dengan influencer yang dapat terkoneksi dengan audiens mereka. Dengan begitu, destinasi pariwisata dapat membangun kredibilitas dan kepercayaan dengan para calon pelanggannya pada masa yang akan datang.

5. Konsolidasi antar pemangku kepentingan dan cross-industry partnerships

Dalam hal pendanaan, pengelola destinasi pariwisata tidak bisa hanya mengandalkan dana dari pemerintah saja dengan kondisi keuangan dan ekonomi yang sedang menurun akhir-akhir ini. Hal ini mengakibatkan pemasar destinasi harus mencari cara lain untuk mengisi kesenjangan tersebut, sehingga harus meningkatkan konsolidasi dan kemitraan.

Misalnya, pengelola destinasi pariwisata dapat bekerja sama dengan usaha pariwisata untuk menawarkan peluang pengalaman two-in-one atau hot deals. Dengan membuat penawaran perjalanan yang unik dan disesuaikan (customization), dengan itu destinasi pariwisata dapat menarik lebih banyak pelanggan, meningkatkan penjualan, dan meningkatkan pendapatan.

Destinasi pariwisata juga dapat bermitra dengan destinasi lainnya yang mendapatkan keuntungan dari lebih banyak pengunjung yang datang ke lokasi tertentu. Contohnya kerjasama antara London & dan Paris.

London & Paris Campaign
Sumber: https://www.londonandpartners.com/what-we-do/london-and-paris-campaign

Sering dikatakan bahwa terdapat kekuatan dalam persatuan, dan ini adalah prinsip yang harus digunakan oleh lebih banyak pemasar destinasi untuk meningkatkan keberhasilan.

6. Preferensi terhadap live streaming video

Menurut HubSpot, sekitar 54% konsumen ingin melihat lebih banyak video daripada jenis konten yang lainnya seperti tulisan atau gambar.

Preferensi terhadap live streaming video
Sumber: https://blog.hubspot.com/marketing/video-marketing

Video adalah cara yang bagus bagi pemasar destinasi untuk menampilkan apa yang mereka tawarkan. Penelitian dari Google menunjukkan bahwa lebih dari 65% orang berpikir untuk menonton video terkait dengan perjalanan wisata. Selain selain itu dari penelitian tersebut juga memperlihatkan bahwa 3 dari 5 wisatawan menggunakan video untuk mengerucutkan pilihan destinasi yang akan dikunjungi.  Oleh karena itu, video yang menarik dan yang dapat menghasilkan konversi yang lebih tinggi, akan menyebabkan lebih banyak pemesanan.

Tren menonton video di industri pariwisata sekarang ini lebih condong ke live video streaming. Oleh karena itu tidak lagi cukup hanya memiliki video yang direkam sebelumnya (meskipun itu lebih baik daripada tidak ada video sama sekali).

Hal yang baik tentang live streaming adalah lebih ekonomis. Pengelola destinasi pariwisata dapat mengurangi biaya produksi sambil menampilkan produk wisata otentik kepada audiens mereka.

7. Meningkatnya experience economy dalam tren pemasaran pariwisata

Fokus dari banyak wisatawan telah bergeser dari perjalanan wisata yang khas dan terkenal yang pernah, seperti mencari dan melihat objek-objek wisata yang ada dalam itinerary, tetapi lebih kepada pencarian aktivitas unik yang dapat menarik perhatian mereka.

Sekarang lebih banyak orang ingin menciptakan pengalaman unik dan memberikan kenangan abadi dimanapun dan kemanapun mereka pergi. Itulah mengapa experience tourism telah menjadi tren yang berkembang dalam industri pariwisata pada beberapa tahun kebelakang ini.

Tren ini dapat menguntungkan destinasi yang tidak terlalu populer, karena yang paling penting penekanannya adalah bukan pada lokasi tetapi lebih kepada jenis pengalaman yang akan ditawarkan kepada para wisatawan.

Dan untuk destinasi yang konvensional atau klise, kini bisa menghidupkan kembali kegembiraan dikalangan wisatawan. Contohnya dengan menawarkan pengalaman baru atau bahkan tidak biasa di beberapa lokasi yang sama, atau dapat juga dengan cara meningkatkan promosi terhadap lokasi tertentu dengan menyesuaikan berbagai aktivitas yang akan menarik beragam pelanggan.

Oke, sampai sini dulu ya sharing kali ini mengenai 7 tren pemasaran pariwisata masa kini yang wajib diketahui oleh para pemasar destinasi pariwisata agar dapat dijadikan sebagai referensi dalam mencermati lingkungan pemasaran yang selalu berubah.

Wassalam…

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.