Sekilas Mengenai Netnografi
Latar Belakang Netnografi – Di dalam perkembangan riset pemasaran pariwisata, terdapat pergeseran penggunaan metode penelitian, khususnya dalam memahami perilaku pengunjung. Pergeseran tersebut dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang mengantarkan era analog ke era digital pada saat ini.
Era digital saat ini tumbuh dan berkembang seiring dengan penggunaan segala sesuatu yang berhubungan dengan internet atau biasa disebut dengan IoT (Internet of Things), penggunaan Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mixed Reality (MR) serta NFC (Near Field Communication).
Seperti data dalam www.emarketer.com, pengguna internet di dunia diprediksi sekitar 3,6 milyar pada tahun 2018 atau sekitar 50% dari populasi penduduk di dunia. Sementara di Indonesia sendiri, menurut APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia), pada tahun 2016 pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta atau hampir 52% dari total penduduk, dan diprediksi akan meningkat dari tahun ke tahun.
Pengertian Netnografi
Perkembangan pengguna internet tersebut, membuat para peneliti, khususnya penelitian dalam bidang pemasaran, mengembangkan pendekatan baru yang disebut dengan Netnografi. Dari sisi penamaannya, Netnografi berasal dari dua suku kata yaitu Internet dan Etnografi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Netnografi adalah metode Etnografi yang digunakan terhadap para pengguna internet (netizen). Adapun Etnografi merupakan metode lama yang biasa digunakan dalam ilmu antropologi.
Dalam penelitian pemasaran, menurut tujuannya Etnografi dan Netnografi memiliki kesamaan yaitu untuk memahami perilaku masyarakat atau pasar, tetapi yang berbeda adalah objek kajiannya, Jika objek kajian Etnografi adalah masyarakat atau citizen, sedangkan objek kajian Netnografi adalah masyarakat internet atau netizen.
Netnografi adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengeksplorasi interaksi sosial yang terjadi dalam jaringan sosial online, seperti media sosial, forum diskusi, atau komunitas online. Netnografi diperkenalkan oleh Robert Kozinets (1998) yang di definisikan sebagai “the study of social networks through online interactions.”
Menurut para ahli, metode netnografi memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dari metode penelitian lainnya. Beberapa diantaranya adalah:
- Fokus pada interaksi sosial: Netnografi berfokus pada interaksi sosial yang terjadi dalam jaringan sosial online, seperti percakapan, hubungan, dan aktivitas yang terjadi dalam komunitas online.
- Menggunakan data digital: Netnografi menggunakan data digital yang diperoleh dari jaringan sosial online, seperti posting di media sosial, percakapan di chat, atau komentar di forum diskusi.
- Menggunakan metode analisis kualitatif: Netnografi menggunakan metode analisis kualitatif, seperti analisis konten, analisis diskursus, atau analisis konstruksi sosial, untuk mengeksplorasi data yang diperoleh.
- Fokus pada konteks: Netnografi fokus pada konteks dalam jaringan sosial online, seperti kultur, norma, atau struktur jaringan, yang mempengaruhi interaksi sosial yang terjadi.
Secara umum metode netnografi memberikan kita wawasan tentang interaksi sosial dalam jaringan sosial online, yang dapat digunakan untuk memahami perubahan sosial, komunitas online, atau pola komunikasi yang terjadi dalam dunia digital.
Menurut Kozinets (2010) netnografi menyediakan panduan dalam menggunakan prosedur observasi-partisipasi pada komunitas online dan budaya yang terwujud melalui komunikasi melalui media komputer. Dengan kata lain, prosedur Netnografi menerapkan prosedur Etnografi yaitu observasi-partisipasi dengan menggunakan media internet seperti komputer, smartphone, sosial media dll.
Dalam dunia pemasaran pariwisata, netnografi menjadi metode yang dapat diandalkan dalam memahami perilaku pengunjung, karena dengan metode ini pemasar (marketer) dapat lebih memahami kondisi alami (natural setting) dari pengunjung aktual dan potensialnya. Dengan metode ini, marketer dapat memahami secara utuh bagaimana pengunjung menjalankan kehidupan sehari-harinya, melakukan kebiasaannya, bersikap, melakukan keputusan, dan lain sebagainnnya.
Tetetapi menurut saya, metode ini memiliki kelemahan jika dibandingkan dengan Etnografi secara konvensional, karena objek studi metode ini adalah netizen atau masyarakat maya, membuat teknik pengumpulan data sebagian besar tidak dapat dilakukan dengan berinteraksi langsung secara fisik, dan biasanya menggunakan cara korespondensi melalui email, chating atau sosial media. Tidak seperti Etnografi yang dapat dilakukan dengan berinteraksi langsung secara fisik.
Disain & Prosedur Netnografi
Prosedur atau cara melakukan Netnografi pada tataran filosofis pada dasarnya sama dengan disain yang digunakan dalam Etnografi, yaitu menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, dengan paradigma post-positivistik atau naturalistik. Walaupun dari sisi filosofis dan pendekatan sama, tetapi pada tataran teknis, metode ini tidak serta merta dapat disamakan juga dengan Entnografi, karena realitasnya berbeda, kalau Etnografi realitas itu nyata tetapi kalau Netnografi pada realitas yang tida nyata atau maya karena memalui media.
Pada tataran teknis, pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan observasi-partisipasi, yaitu peneliti Netnografi (Netnografer) melakukan penelitiannya dengan memasuki komunitas-komunitas online di jaringan sosial media seperti Facebook, Path, Instagram, YouTube, Tumbler, Google +, LinkedIn, Researchgate, dll, dengan cara melibatkan diri tanpa diketahui sebagai peneliti.
Dalam melakukan penelitian Etnografi melalui internet, marketer sebenarnya tidak hanya dapat melakukannya dengan menggunakan metode Netnografi saja, marketer juga dapat menggunakan metode lain yang hampir sama dengan beragam jenis paradigma seperti: Virtual Etnography, Network Ethnography, Cyber-Ethnography, dan atau Digital Ethnography.
Berikut adalah langkah-langkah melakukan prosedur netnografi:
- Identifikasi platform jaringan sosial: Pertama, Anda harus menentukan platform jaringan sosial yang akan diteliti, seperti media sosial, forum diskusi, atau komunitas online.
- Identifikasi komunitas atau grup target: Setelah platform jaringan sosial ditentukan, Anda harus menentukan komunitas atau grup target yang akan diteliti. Ini bisa dilakukan dengan mencari kata kunci yang relevan atau melakukan pencarian di platform jaringan sosial.
- Kumpulkan data: Setelah komunitas atau grup target ditentukan, Anda dapat mulai mengumpulkan data dari platform jaringan sosial. Data yang dapat diambil antara lain posting, percakapan, komentar, hubungan antar pengguna, dll.
- Analisis data: Setelah data dikumpulkan, Anda dapat mulai melakukan analisis data dengan menggunakan metode analisis kualitatif seperti analisis konten, analisis diskursus, atau analisis konstruksi sosial.
- Pemetaan jaringan: Pemetaan jaringan dapat dilakukan dengan menggambar hubungan antar pengguna dalam komunitas atau grup yang diteliti, seperti siapa yang sering berkomunikasi dengan siapa, siapa yang memiliki pengaruh yang besar dalam komunitas, dll.
- Interpretasi dan simpulan: Terakhir, Anda dapat membuat interpretasi dan simpulan dari data yang telah dianalisis dan dikumpulkan. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memahami perubahan sosial, komunitas online, atau pola komunikasi yang terjadi dalam dunia digital.
Sebagai catatan penting, seperti metode penelitian lainnya, netnografi juga memerlukan etika dalam pengumpulan data dan analisis. Misalnya memastikan privasi responden dan menghindari data yang tidak relevan serta tidak menyalahi peraturan platform jaringan sosial yang digunakan dalam penelitian.
Alat Bantu (Tools) Digital
Berikut beberapa alat digital yang dapat digunakan untuk melakukan netnografi yaitu:
- Twitter Search: Alat ini memungkinkan Anda untuk mencari tweet yang sesuai dengan kata kunci yang Anda masukkan. Anda dapat menggunakan Twitter Search untuk menemukan tweet dari pengguna tertentu, grup tertentu, atau tentang topik tertentu.
- Facebook Graph Search: Alat ini memungkinkan Anda untuk menemukan posting, grup, halaman, dan akun pribadi di Facebook yang sesuai dengan kata kunci yang Anda masukkan.
- Reddit Search: Alat ini memungkinkan Anda untuk menemukan subreddit dan posting yang sesuai dengan kata kunci yang Anda masukkan.
- Instagram Search: Alat ini memungkinkan Anda untuk menemukan akun dan posting Instagram yang sesuai dengan kata kunci yang Anda masukkan.
- Google Images: Alat ini memungkinkan Anda untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kata kunci yang Anda masukkan.
- Google News: Alat ini memungkinkan Anda untuk menemukan berita yang sesuai dengan kata kunci yang Anda masukkan.
- LinkedIn Search: Alat ini memungkinkan Anda untuk menemukan profil, grup, dan perusahaan yang sesuai dengan kata kunci yang Anda masukkan.
- Google Analytics: Alat ini memungkinkan Anda untuk menganalisis data traffic website, seperti sumber trafik, lama kunjungan, halaman yang paling sering dikunjungi, dll.
- Web scraping tools: Alat seperti Scrapy, BeautifulSoup, dll. yang memungkinkan Anda untuk mengumpulkan data dari website atau platform sosial media dengan mengambil konten yang diinginkan dari website secara otomatis.
- Data visualization tools: Alat seperti Tableau, Gephi, dll. yang memungkinkan Anda untuk menyajikan data yang Anda kumpulkan dalam bentuk visual yang mudah dibaca dan dipahami.
- Text analysis tools: Alat seperti Sentiment analysis, SocialSearcher, TextBlob, dll. yang memungkinkan Anda untuk menganalisis emosi, tonalitas, dan subjek dari teks yang Anda kumpulkan.
- Social media listening tools: Alat seperti Hootsuite, Brand24, dll. yang memungkinkan Anda untuk mengikuti percakapan dan mention yang terjadi di media sosial seputar kata kunci yang Anda inginkan.
- Network analysis tools: Alat seperti Gephi, NodeXL, dll. yang memungkinkan Anda untuk menganalisis hubungan antara individu atau organisasi dalam jaringan sosial.
- Data storage tools: Alat seperti Google Sheets, Excel, dll. yang memungkinkan Anda untuk menyimpan data yang Anda kumpulkan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan.
- Monitoring Tools: seperti Hootsuite, Buzzsumo, Mention dll. yang bisa digunakan untuk monitoring brand, kata kunci, mention, dan trending topic dalam social media.
Sebagai catatan, bahwa alat-alat tersebut diatas hanya sebagian kecil dari yang ada, karena ada juga banyak aplikasi, software yang bisa digunakan untuk melakukan netnografi.
Juga semua alat itu memerlukan akses internet dan juga memerlukan akun yang terdaftar pada aplikasi atau software tersebut.
Begitulah sekilas mengenai Netnografi yang dapat saya bahas kali ini. Akhir kata, terimakasih sudah mengunjungi blog ini dan semoga apa yang saya bahas kali ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Wallahualam bish-shawab.
Referensi
Kozinets, R. V. (2010). Netnography: Doing ethnographic research online. London: Sage
Kozinets, R. V. (1998). On netnography: Initial reflections on consumer research investigations of cyberculture. ACR North American Advances.
Yu, T. D. Y. dalam https://www.slideshare.net/TonyYu2/netnography presentation-slideshare
1 Comments