Regenerative Tourism: Pengertian, Prinsip, Indikator, Kisah Sukses

Regenerative Tourism: Pengertian, Prinsip, Indikator, Kisah Sukses

Dalam era perubahan iklim dan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, sektor pariwisata juga bertransformasi menjadi lebih berkelanjutan. Salah satu konsep yang semakin populer saat ini adalah regenerative tourism atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “pariwisata regeneratif” atau “pariwisata pemulihan”.

Dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai apa itu regenerative tourism, mengapa konsep ini penting, bagaimana pariwisata berbasis regeneratif dapat memberikan dampak positif bagi destinasi wisata dan lingkungan, apa perbedaannya dengan sustainable tourism, apa prinsip-prinsipnya, bagai mana indikator-indikatornya dan bagaimana kisah sukses destinasi pariwisata yang telah menerapkan konsep ini.

Sebelum menjelasakan lebih detil mengenai konsep regenerative tourism ini, Dr. Anna Pollock adalah salah satu tokoh yang dikenal dalam memperkenalkan konsep ini. Beliau adalah seorang pemikir strategis dan konsultan pariwisata berkelanjutan yang telah lama berkontribusi dalam mengembangkan konsep dan praktik pariwisata berkelanjutan. Ia juga terkenal sebagai pendiri Conscious Travel, sebuah perusahaan konsultasi yang berfokus pada konsep pariwisata regeneratif ini.

Mengapa Regenerative Tourism?

Regenerative tourism adalah konsep yang melampaui pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) tradisional dengan fokus pada pemulihan dan regenerasi lingkungan serta masyarakat lokal. Tujuan utamanya adalah meninggalkan destinasi yang lebih baik daripada kondisi awalnya.

Dalam era perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang terus meningkat, regenerative tourism menjadi solusi yang penting untuk mengurangi dampak negatif pariwisata dan memperbaiki kerusakan yang sudah ada.

Apa Perbedaan Antara Regenerative Tourism dengan Sustainable Tourism?

Regenerative tourism dan sustainable tourism adalah dua konsep yang saling terkait dan memiliki tujuan yang serupa, yaitu mengembangkan pariwisata yang lebih berkelanjutan. Namun, ada perbedaan penting antara keduanya jika dilihat dari fokus utama, tujuannya, dan skala atau ruang lingkupnya dalam penjelasan berikut:

Fokus Utama

Sustainable Tourism (pariwisata berkelanjutan) bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan, budaya, dan ekonomi, serta memastikan keberlanjutan jangka panjang. Pada dasarnya, sustainable tourism berupaya mempertahankan kondisi saat ini.

Sementara itu, Regenerative Tourism (pariwisata regeneratif) lebih ambisius dengan tujuan mengembalikan dan memperbaiki kondisi lingkungan, budaya, dan ekonomi destinasi pariwisata. Pendekatannya berpusat pada pemulihan dan regenerasi, dengan harapan meninggalkan destinasi yang lebih baik daripada kondisi awalnya.
Pendekatan Praktik:

Sustainable Tourism menerapkan praktik berkelanjutan seperti efisiensi energi, pengurangan limbah, konservasi sumber daya alam, dan perlindungan budaya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif pariwisata dan menjaga keberlanjutan.

Sementara itu, Regenerative Tourism melibatkan praktik yang berfokus pada restorasi, regenerasi, dan peningkatan lingkungan serta masyarakat lokal. Pendekatannya lebih proaktif dalam memperbaiki kerusakan yang sudah ada dan memulihkan keanekaragaman hayati serta kehidupan budaya.

Tujuan

Sustainable Tourism berusaha untuk mempertahankan status quo dan mencapai keseimbangan antara pariwisata, lingkungan, dan masyarakat. Tujuannya adalah mencegah kerusakan lebih lanjut dan meminimalkan dampak negatif.

Sementara itu, Regenerative Tourism bertujuan untuk memberikan dampak positif yang nyata dengan memulihkan ekosistem, membangun kembali masyarakat lokal, dan menciptakan destinasi yang lebih baik secara keseluruhan.

Skala dan Ruang Lingkup

Sustainable Tourism berfokus pada tindakan dan kebijakan yang dapat diterapkan pada tingkat destinasi, seperti pengelolaan taman nasional, pengelolaan sumber daya air, atau pengembangan transportasi berkelanjutan.
Sementara itu, Regenerative Tourism lebih melibatkan transformasi yang lebih luas dan holistik dalam cara kepariwisataan dijalankan, termasuk perubahan dalam sikap, pola pikir, dan praktik bisnis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan pariwisata.

Jadi sebenarnya bahwa regenerative tourism dapat dianggap sebagai evolusi dari konsep sustainable tourism, dengan fokus yang lebih kuat pada restorasi dan pemulihan. Namun, baik sustainable tourism maupun regenerative tourism memiliki peran penting dalam mempromosikan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan berdampak positif.

Prinsip-prinsip Regenerative Tourism

Regenerative tourism didasarkan pada beberapa prinsip utama yang mencakup:

  • Keterlibatan Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan dan mendukung partisipasi mereka dalam manfaat ekonomi pariwisata.
  • Konservasi dan Restorasi Lingkungan: Memperbaiki kerusakan lingkungan melalui kegiatan pemulihan, penghijauan, dan praktik keberlanjutan yang berkelanjutan.
  • Keberlanjutan Ekonomi: Memastikan keberlanjutan kegiatan ekonomi lokal dengan mengurangi ketergantungan pada pariwisata massa dan mempromosikan produk lokal serta usaha kecil dan menengah.
  • Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya konservasi lingkungan dan praktik berkelanjutan di antara pengunjung dan komunitas lokal.

Dampak Positif Regenerative Tourism

Regenerative tourism memberikan dampak positif yang signifikan bagi destinasi wisata dan lingkungan, seperti:

  • Pemulihan Lingkungan: Dengan fokus pada restorasi dan konservasi, pariwisata berbasis regeneratif membantu memulihkan ekosistem yang rusak dan melindungi keanekaragaman hayati.
  • Diversifikasi Ekonomi: Konsep ini mengedepankan pengembangan ekonomi lokal dengan memberdayakan masyarakat setempat melalui partisipasi mereka dalam pariwisata dan membangun kemandirian ekonomi.
  • Pelestarian Budaya: Konsep ini sangat menghormati dan mendukung budaya lokal serta menjaga keaslian warisan budaya masyarakat setempat.
  • Pendidikan dan Kesadaran: Melalui konsep ini, pengunjung dan masyarakat lokal menjadi lebih sadar akan pentingnya keberlanjutan dan kelestarian lingkungan, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mempertahankan praktek berkelanjutan.

Indikator Regenerative Tourism

Terdapat beberapa indikator keberhasilan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas dan dampak positif regenerative tourism. Berikut adalah beberapa indikator yang umum digunakan:

Pemulihan dan Konservasi Lingkungan:

  • Kualitas air dan keberlanjutan sumber daya air.
  • Keanekaragaman hayati dan kondisi ekosistem.
  • Penurunan emisi gas rumah kaca dan jejak karbon.
  • Penurunan limbah dan praktik daur ulang yang efektif.
  • Peningkatan kualitas udara dan pengelolaan polusi.

Keterlibatan dan Pemberdayaan Komunitas:

  • Partisipasi dan keterlibatan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan pariwisata.
  • Dampak positif ekonomi pada masyarakat lokal termasuk peningkatan penghasilan, pekerjaan, dan usaha lokal.
  • Pendidikan dan kesadaran masyarakat lokal tentang praktik berkelanjutan dan pentingnya konservasi lingkungan.
  • Perlindungan dan promosi budaya lokal serta keberlanjutan warisan budaya.

Pendidikan dan Kesadaran Pengunjung:

  • Tingkat kesadaran dan pemahaman pengunjung tentang praktik berkelanjutan dan dampak pariwisata.
  • Partisipasi pengunjung dalam kegiatan edukatif dan program konservasi.
  • Dukungan dan kontribusi pengunjung terhadap inisiatif pariwisata berkelanjutan.

Keberlanjutan Ekonomi:

  • Diversifikasi ekonomi lokal dengan pengembangan sektor non-pariwisata.
  • Pengurangan ketergantungan pada pariwisata massa dan keberlanjutan usaha kecil dan menengah.
  • Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat lokal melalui aktivitas ekonomi yang berkelanjutan.

Dampak Sosial:

  • Peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal.
  • Peningkatan akses dan manfaat sosial bagi masyarakat lokal, seperti layanan kesehatan dan pendidikan.
  • Dampak positif pada kesetaraan gender dan inklusi sosial.

Perlu dicatat bahwa indikator-indikator keberhasilan regenerative tourism tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada destinasi dan konteks secara lebih spesifik.

Oleh karena itu, penentuan indikator-indikator yang tepat harus melibatkan pemangku kepentingan lokal dan ahli terkait untuk memastikan relevansi dan pengukuran yang akurat.

Kisah Sukses

Beberapa destinasi wisata telah menerapkan konsep regenerative tourism dengan sukses. Berikut adalah beberapa contoh kisah suksesnya:

  • Taman Nasional Bwindi (Uganda)

Melalui pendekatan regenerative tourism, Taman Nasional ini telah menjadi contoh sukses dalam melindungi dan memulihkan populasi gorila gunung sambil memberdayakan komunitas lokal. Pada saat yang sama, mereka juga memastikan keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana pendekatan ini telah dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

  • Sumba Hospitality Foundation (Indonesia)

Sumba Hospitality Foundation telah berhasil menciptakan dampak positif yang signifikan dalam menerapkan pendekatan regenerative tourism. Mereka memberikan pendidikan, pelatihan, dan pekerjaan kepada masyarakat setempat, melindungi ekosistem dan budaya lokal, serta mempromosikan pariwisata berkelanjutan di Pulau Sumba.

Kisah sukses ini menunjukkan bagaimana pendekatan regenerative tourism dapat menciptakan perubahan yang berarti dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berdampak positif.

  • Tresco, Kepulauan Scilly (Inggris)

Tresco, sebuah pulau kecil di Kepulauan Scilly di lepas pantai barat daya Inggris, telah menerapkan prinsip-prinsip regenerative tourism. Pulau ini memiliki upaya pemulihan dan konservasi lingkungan yang kuat, termasuk pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Mereka juga mendorong partisipasi komunitas dalam pengambilan keputusan dan mengutamakan pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

  • Ljubljana (Slovenia)

Ljubljana, ibu kota Slovenia, diakui sebagai salah satu kota terdepan dalam praktik pariwisata berkelanjutan dan regenerative. Mereka telah mengadopsi strategi yang kuat untuk meningkatkan mobilitas berkelanjutan, efisiensi energi, dan perlindungan lingkungan.

Selain itu, Ljubljana secara aktif melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan dan mengembangkan kemandirian ekonomi melalui promosi produk lokal dan usaha kecil.

  • Rivière-du-Loup, Quebec (Kanada)

Rivière-du-Loup adalah sebuah kota di provinsi Quebec, Kanada, yang telah berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan regenerative. Mereka memprioritaskan pelestarian alam dan mempromosikan pengalaman ekowisata yang berkelanjutan, seperti observasi paus dan hiking.

Rivière-du-Loup juga memperhatikan pendidikan dan kesadaran, termasuk program yang melibatkan masyarakat lokal dalam pelestarian lingkungan.

  • Lizard Island, Queensland (Australia)

Lizard Island, sebuah pulau di Great Barrier Reef di Queensland, Australia, telah menerapkan praktik pariwisata regeneratif untuk melindungi dan memulihkan ekosistem terumbu karang. Mereka bekerja sama dengan peneliti dan institusi ilmiah untuk mengawasi kesehatan dan pemulihan terumbu karang, serta membatasi jumlah pengunjung untuk meminimalkan dampak negatif.

Kesimpulan

Perkembangan regenerative tourism masih terus berkembang, dan lebih banyak destinasi di seluruh dunia dapat ditemukan yang telah mengadopsi pendekatan ini. Masing-masing destinasi ini menunjukkan upaya yang kuat untuk memperbaiki kerusakan lingkungan, melibatkan komunitas lokal, dan mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan secara holistik.

Regenerative tourism menjadi jalan menuju masa depan pariwisata yang berkelanjutan. Dengan memprioritaskan keterlibatan komunitas, restorasi lingkungan, keberlanjutan ekonomi, dan pendidikan, kita dapat menciptakan destinasi yang lebih baik secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Melalui perubahan paradigma dan aksi kolaboratif, regenerative tourism memiliki potensi untuk memperbaiki kerusakan lingkungan, memajukan kesejahteraan komunitas lokal, dan memberikan pengalaman wisata yang berarti bagi pengunjung. Dengan begitu, kita dapat mendorong perkembangan pariwisata yang tidak hanya menguntungkan saat ini, tetapi juga bagi generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.