Pariwisata pedesaan (rural tourism) merupakan bidang yang semakin penting dalam konteks pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dalam konteks ini, istilah “desa wisata” dan “wisata pedesaan” sering digunakan untuk menggambarkan upaya mengembangkan potensi wisata di wilayah pedesaan. Meskipun kedua konsep ini mungkin terdengar mirip, sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan dalam sudut pandang, pendekatan pengembangan, tujuan utama, dan dampak terhadap masyarakat lokal. Makalah ini akan menjelaskan secara rinci perbedaan desa wisata dan wisata pedesaan.
Desa Wisata
Desa wisata (tourist village) merujuk pada suatu wilayah administratif desa yang berusaha mengembangkan pariwisata sebagai sumber pendapatan dan pengembangan.
Fokus utama dari desa wisata adalah pada pengembangan infrastruktur dan fasilitas pariwisata, seperti akomodasi, restoran, pusat perbelanjaan, dan tempat rekreasi.
Komunitas lokal sering terlibat dalam pengelolaan layanan pariwisata, namun, tujuan utamanya adalah meningkatkan pendapatan melalui aktivitas wisata.
Pengembangan desa wisata biasanya melibatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur guna menarik wisatawan. Upaya ini dapat mencakup pembangunan akomodasi atau penginapan yang nyaman, tempat makan-minum dengan, dan fasilitas untuk aktivitas-aktivitas wisata yang menarik.
Selain itu, penduduk setempat dapat dilibatkan dalam pelatihan untuk berperan sebagai pemandu wisata, instruktur olahraga, atau staf pelayanan lainnya.
Desa wisata bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan warga, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Peningkatan jumlah wisatawan diharapkan akan berkontribusi pada peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata dan sektor terkait lainnya, seperti perdagangan dan layanan.
Wisata Pedesaan
Di sisi lain, wisata pedesaan (rural tourism) lebih berfokus pada sudut pandang aktivitas wisatawan yang dititikberatkan pada eksplorasi kehidupan pedesaan dan budaya lokal.
Wisata pedesaan lebih menekankan pada pemeliharaan nilai-nilai budaya, tradisi, dan alam pedesaan. Wisatawan yang terlibat dalam wisata pedesaan lebih bertujuan untuk merasakan dan memahami kehidupan sehari-hari masyarakat lokal, mendalami keterampilan tradisional, serta terlibat dalam kegiatan yang mencerminkan kehidupan pedesaan.
Tujuan utama wisata pedesaan adalah mendukung keberlanjutan budaya lokal, mempromosikan kreativitas warga, dan melestarikan warisan tradisional.
Pengembangan infrastruktur yang modern cenderung tidak menjadi fokus utama dalam wisata pedesaan, melainkan peningkatan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal.
Wisata pedesaan sering kali melibatkan partisipasi langsung warga setempat dalam memberikan pengalaman kepada wisatawan. Ini bisa melibatkan kegiatan seperti belajar tentang cara mengolah makanan tradisional, mengikuti pertunjukan seni lokal, atau mengunjungi pasar tradisional.
Dalam aktivitas tersebut, wisatawan diberi kesempatan untuk terlibat secara langsung dengan masyarakat dan memahami lebih mendalam tentang gaya hidup, nilai-nilai, dan tradisi mereka.
Perbedaan Desa Wisata dan Wisata Pedesaan
Berikut adalah beberapa perbedaan antara desa wisata (tourist village) dengan wisata pedesaan (rural tourism) dalam hal sudut pandang, fokus tujuan, pendekatan pembangunan, partisipasi masyarakat lokal, pengalaman wisatawan, serta dampaknya terhadap masyarakat lokal:
Sudut Pandang: Desa wisata lebih kepada sudut pandang pengelola dalam batasan administrasi desa sebagai tempat aktivitas pariwisata di desa dilakukan.
Sedangkan wisata pedesaan lebih kepada sudut pandang wisatawan yang melakukan aktivitas wisata di suatu destinasi wisata. Aktivitas wisata pedasaan tersebut bisa dilakukan di satu desa wisata atau lebih yang memiliki pengelola desa wisata, atau bahkan di suatu desa yang belum memiliki pengelola desa wisata.
Fokus Tujuan: Desa wisata lebih menekankan pada pengembangan ekonomi dan infrastruktur pariwisata untuk meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi lokal. Wisata pedesaan lebih mengutamakan pemeliharaan budaya dan pengalaman autentik bagi wisatawan.
Pendekatan Pengembangan: Desa wisata cenderung mengarah pada investasi dalam fasilitas dan infrastruktur pariwisata yang dapat menarik wisatawan. Wisata pedesaan lebih berfokus pada melestarikan nilai-nilai budaya, tradisi, dan gaya hidup pedesaan.
Partisipasi Masyarakat Lokal: Desa wisata melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan atau manajemen pariwisata, tetapi fokus utamanya adalah pada pengembangan ekonomi.
Wisata pedesaan melibatkan partisipasi warga setempat untuk memberikan pengalaman autentik tentang kehidupan pedesaan dan budaya lokal.
Pengalaman Wisatawan: Desa wisata menawarkan berbagai fasilitas yang memadai dan aktivitas rekreasi yang menarik bagi wisatawan. Wisata pedesaan menawarkan pengalaman wisatawan yang lebih mendalam dan berfokus pada pemahaman budaya dan interaksi langsung dengan penduduk setempat.
Dampak Terhadap Masyarakat Lokal:
Desa wisata berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor pariwisata, memberikan dampak ekonomi positif, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, risiko terhadap perubahan budaya dan lingkungan juga perlu diperhatikan.
Wisata pedesaan dapat membantu dalam pelestarian warisan budaya, mempromosikan kreativitas lokal, dan memberdayakan masyarakat setempat melalui pendapatan dari pariwisata.
Pengalaman wisatawan yang lebih mendalam dapat meningkatkan apresiasi terhadap kehidupan pedesaan dan nilai-nilai budaya.
Perbedaan Desa Wisata dan Wisata Pedesaan Menurut Para Ahli
Terdapat beberapa ahli yang menjelaskan perbedaan desa wisata dan wisata pedesaan dalam konteks pembangunan pariwisata berkelanjutan. Berikut adalah beberapa pandangan dari para ahli terkait perbedaan antara keduanya:
Perbedaan Menurut E. B. Muller dan S. J. L. van Wijk (2005):
Menurut Muller dan van Wijk, desa wisata memiliki orientasi yang lebih kuat pada pengembangan ekonomi dan tujuan komersial. Mereka cenderung fokus pada investasi dalam infrastruktur pariwisata seperti akomodasi, restoran, dan tempat rekreasi guna menarik wisatawan. Sementara itu, wisata pedesaan lebih berfokus pada kelestarian budaya dan lingkungan.
Sedangkan wisata pedesaan menekankan pengalaman autentik bagi wisatawan, termasuk interaksi dengan masyarakat lokal dan pemahaman tentang tradisi budaya.
Perbedaan Menurut Ritchie dan Crouch (2003):
Ritchie dan Crouch berpendapat bahwa desa wisata lebih berfokus pada pengembangan infrastruktur pariwisata dan fasilitas untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Mereka juga mencatat bahwa desa wisata sering kali diarahkan oleh kepentingan ekonomi dan komersial. Di sisi lain, wisata pedesaan lebih menekankan pada pengalaman wisatawan yang berkualitas, mencakup interaksi dengan komunitas lokal, partisipasi dalam aktivitas tradisional, dan peningkatan pemahaman tentang budaya lokal.
Perbedaan Menurut Buhalis (2000):
Menurut Buhalis, perbedaan desa wisata dan wisata pedesaan dalam orientasi dan tujuan yaitu bahwa desa wisata cenderung lebih berfokus pada pengembangan ekonomi lokal melalui pengembangan infrastruktur pariwisata dan peluang bisnis. Sementara itu, wisata pedesaan lebih menekankan pada pengalaman wisatawan yang otentik, mendalam, dan berdampak positif terhadap budaya dan lingkungan lokal.
Perbedaan Menurut Akama dan Kieti (2003):
Menurut Akama dan Kieti, desa wisata lebih berorientasi pada kepentingan ekonomi dan komersial, dan sering kali dilatarbelakangi oleh motivasi untuk meningkatkan pendapatan melalui pariwisata.
Mereka mencatat bahwa desa wisata cenderung lebih proaktif dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas pariwisata.
Sementara itu, wisata pedesaan lebih mengutamakan pemeliharaan tradisi, budaya, dan lingkungan, serta memberikan pengalaman wisatawan yang mendalam tentang kehidupan pedesaan.
Perbedaan Menurut Inskeep (1991):
Inskeep mengemukakan bahwa desa wisata lebih berkaitan dengan pengembangan ekonomi melalui pariwisata dan memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapatan serta penciptaan lapangan kerja.
Di sisi lain, wisata pedesaan lebih berfokus pada pemahaman budaya dan lingkungan, serta mempertahankan keaslian budaya lokal.
Perbedaan Menurut UNWTO:
Menurut UNWTO berbedaan desa wisata dan wisata pedesaan terletak pada orientasi dan fokus pengembangannya. Desa wisata lebih fokus pada pengembangan infrastruktur pariwisata dan peningkatan pendapatan ekonomi melalui peningkatan jumlah wisatawan dan fasilitas pendukung.
Sementara itu, wisata pedesaan lebih menekankan pada pengalaman wisatawan yang otentik, mendalam, dan memberikan wawasan tentang kehidupan pedesaan serta budaya lokal
Kesimpulan
Desa wisata dan wisata pedesaan memiliki perbedaan signifikan dalam pendekatan pengembangan, tujuan, dan dampaknya terhadap masyarakat lokal dan sudut pandang.
Keduanya memiliki manfaat masing-masing dalam konteks pengembangan pariwisata berkelanjutan. Desa wisata lebih fokus pada pengembangan ekonomi dan infrastruktur, sementara wisata pedesaan lebih menitikberatkan pada memberikan pengalaman budaya dan kehidupan pedesaan yang autentik kepada wisatawan.
Dalam memilih pendekatan yang tepat, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat lokal serta potensi dampak positif terhadap lingkungan dan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa wisata pedesaan dapat dilakukan di dalam suatu desa wisata sebagai destinasi pariwisata, namun tidak semua desa wisata memiliki dan mengembangkan aktivitas wisata pedesaan.