9 Cara Ampuh Pemasaran Destinasi Wisata Melalui Media Sosial

9 Cara Ampuh Pemasaran Destinasi Wisata Melalui Media Sosial

Pengertian pemasaran media sosial destinasi wisata adalah segala usaha memasarkan destinasi wisata melalui media sosial, baik secara gratisan (organik) maupun berbayar (paid).

Pada saat ini media sosial, telah merubah perilaku pengunjung destinasi dan budaya secara global. Perkembangan media sosial ini diproyeksikan tidak akan melambat dalam waktu dekat ini.

Bagi para pemasar (marketer) destinasi pariwisata, ini menandakan bahwa target audiens Anda tidak hanya menonton televisi saja, mereka menjelajahi dunia dan tetap terhubung secara daring (online) melalui saluran media sosial seperti Youtube, Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat dan yang lainnya.

Oleh karena itu, trend saat Ini, para pemasar destinasi pariwisata telah berlomba-lomba untuk memasarkan destinasinya melalui platform media sosial, namun masih banyak yang belum mampu melakukannya secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu, berikut adalah 9 cara ampuh memasarkan destinasi wisata melalui media sosial untuk meningkatkan trafik dan kunjungan ke destinasi wisata Anda.

1. Bangun kehadiran secara daring (online)

Sebagai bagian dari digital marketing atau internet marketing, pemasaran media sosial telah menjadi bagian integral dari pemasaran sebuah destinasi wisata, baik dengan cara mengadakan kontes, beriklan, atau hanya memposting pembaruan (updates) mengenai dayatarik, aktivitas atau pengalaman (experiences), media sosial sangat membantu dalam memasarkan destinasi wisata kepada pengunjung saat ini dan calon pengunjung potensial.

Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam pemasaran media sosial destinasi wisata yaitu dengan membuat akun di semua platform utama yang paling populer seperti Youtube, Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok dan Pinterest. Lalu posting informasi yang relevan setidaknya sekali sehari atau minimal dua kali sehari.

Jika keberadaan akun sosial media destinasi wisata Anda masih minim pengikut (followers, subscribers), pertimbangkan untuk menawarkan insentif bagi mereka yang mendaftar, mereka akan lebih cenderung mengikuti akun destinasi pariwisata jika mereka tahu bahwa mereka dapat mendapatkan sesuatu sebagai balasannya (benefit).

Misalnya, jika seseorang mengikuti halaman Facebook atau akun Twitter destinasi wisata Anda dan menandai tiga teman dalam komentar di salah satu postingan akun media sosial destinasi wisata Anda dalam waktu 30 hari, tawarkan hadiah atau giveaway seperti famtrip, tiket gratis, merchandise, penginapan gratis dan lain-lain.

Berikut konten-konten posting yang dapat meningkatkan followers/subscribers akun media sosial destinasi pariwisata menurut Hidayah (2021):

  • Sharing content yang menghibur seperti cerita-cerita (stories) dalam blog post, social media updates (feed), social media stories foto-foto/gambar, video, podcast, dan lain-lain.
  • Memancing interaksi seperti menanyakan kabar, mengajukan kuis, melakukan jajak pendapat, gamifications, give away, dan lain-lain.
  • Berbagi ilmu pengetahuan seperti infografis/videografis, hasil penelitian, white paper, tips/trik, majalah/buku-buku digital, tutorial, webinar, virtual event, frequently ask question (FAQ), dan lain-lain.
  • Memberikan berita-berita inspirasi seperti berbagi pengalaman, menceritakan kisah-kisah sukses seseorang, wawancara dengan orang-orang yang terkenal atau berpengaruh,
  • Memberikan informasi mengenai penawaran seperti informasi produk baru, promosi penjualan (diskon, dll.), program loyalitas pelanggan, dan lain-lain.

Konten-konten tersebut tentunya harus dioptimasi menggunakan teknik copywriting agar lebih efektif dan dapat mempengaruhi audiens dalam merespon konten-konten tadi. Untuk mempelajari tentang teknik copywriting lebih lanjut silahkan klik di sini.

2. Dorong lalu lintas (trafik) ke website destinasi pariwisata Anda

Tidak peduli seberapa menakjubkannya keunikan destianasi wisata Anda, jika orang-orang tidak dapat menemukannya secara online, mereka tidak akan berkunjung atau memesan perjalanan wisatannya ke destinasi wisata Anda.

Meskipun bisa memakan waktu, media sosial memudahkan pemasaran destinasi pariwisata untuk memastikan bahwa orang-orang mengetahui (aware) mengenai keberadaan dan keunikan suatu destinasi wisata.

Kehadiran media sosial yang mumpuni akan meningkatkan trafik dan penjualan ke situs website destinasi wisata. Baik Anda baru memulai atau masih mencari cara dalam memperbaiki kampanye pemasaran dan promosi di media sosial, menggunakan tips tersebut dapat membantu pemasar destinasi wisata untuk mengarahkan trafik kedalam website destinasi wisata dalam waktu yang singkat.

Media sosial adalah komponen kunci dari setiap kesuksesan strategi pemasaran destinasi pariwisata, tanpa itu, akan ada lebih sedikit atraksi wisata, daya tarik wisata, penginapan dan atau restoran yang dikunjungi selama high season atau pada saat weekend.

Berikut beberapa cara untuk meningkatkan trafik website destinasi wisata melalui aktivitas posting atau microblogging melalui pemasaran sosial media destinasi wisata menurut Hidayah (2021):

  • Isi lengkap profil media sosial serta profil platform lainnya, dan tentunya dengan mencantumkan link website agar diketahui oleh audiens media sosial destinasi kita. Namun tidak semua akun media sosial menyediakan fitur untuk menyematkan link website atau URL dalam profil media sosial dalam akun standar. Contohnya Instagram dan WhatsApp menyediakan fitur link website atau URL ini dalam akun yang berkategori bisnis.
  • Promosikan konten blog website destinasi dengan frekuensi ideal 15 konten blog per bulan di berbagai media atau platform (media sosial, email, sesuai dengan karakteristik dari target pasar yang telah diketahui sebelumnya. Mengapa sebanyak itu, karena menurut Charlotte (2016), bisnis yang membuat 15 konten blog per bulan bisa mendapatkan rata-rata 1.200 prospek baru. Maka dengan mempromosikan konten blog tersebut, tingkat keterlihatan website destinasi akan meningkat secara organik (gratisan).
  • Pastikan blog post di website dapat dengan mudah untuk disebarluaskan ke pembaca yang lain. Caranya dengan memasang social media sharing plugin atau social share counter plugin di website seperti AddtoAny Share Buttons, Cresta’s Social Share Counter, AddThis, dan lain-lain.
  • Lakukan microblogging di media sosial pada prime time (hari-hari atau jam-jam dimana pengguna media sosial lebih banyak online), dan tentunya konten microblogging tersebut dengan mencantumkan link/URL website destinasi
  • Pastikan setiap posting konten menggunakan headline (judul konten), caption (deskripsi konten), foto, video, cerita yang membangkitkan rasa ingin tahu dan minat dari audiens untuk mengklik link ke website destinasi, beserta ajakan bertindak untuk mengklik tautan ke website (ilmunya disebut dengan copywriting). Ajakan bertindak biasanya disebut dengan Call to Action (CTA) untuk memberi tahu dan mengarahkan audiens untuk melakukan suatu tindakan yang dalam hal ini adalah mengklik tautan ke website. CTA sangat bagus untuk meyakinkan audiens untuk mengklik ke website melalui media sosial. CTA biasanya berupa kata atau frase seperti: “Click Here”, “Read More”, “Learn More”, “Visit Our Site”, dan lain-lain.
  • Buat penjadwalan blogging atau microblogging untuk berbagai media atau platform, yang dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan konten baik dalam tahap membuat konten, rencana posting dan rencana evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dari setiap aktivitas blogging. Berikut adalah rekomendasi mengenai frekuensi posting konten di media sosial menurut Aboulhosn (2020) dalam https://sproutsocial.com/insights/social-media-calendar/ (2021) pada beberapa platform media sosial untuk visibilitas yang optimum: Halaman Facebook (Facebook Page): 1-2 per hari, Twitter: 3-10 kali per hari, Instagram: 1-3 kali per hari, Cerita Instagram (Instagram Stories): 2-5 kali per hari, Pinterest: 3-20 kali per hari, LinkedIn: 1-2 kali per minggu. Di internet sendiri penjadwalan dan rencana posting di sosial media dapat menggunakan beberapa alat untuk mempermudah pengelolaannya baik yang gratisan maupun berbayar seperti Facebook Creator Studio, Meta Business Suite, Hootsuite, Post Planner, Buffer, dan lain-lain.
  • Perbanyak pengikut (follower) media sosial dan perbanyak email list (list building) untuk platform email, karena semakin banyak jumlah pengikut atau email list, maka akan semakin tinggi juga peluang untuk menjangkau mereka, dan semakin banyak yang dijangkau maka akan semakin tinggi peluang mendatangkan trafik ke website. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan jumlah pengikut media sosial secara organik yang saya rangkum dari berbagai sumber yaitu: Pastikan setingan profil media sosial pada setingan publik; Jadikan brand destinasi kita memang layak untuk diikuti; Mem-posting konten-konten yang bermanfaat (menghibur, mengedukasi dan menginspirasi) secara terjadwal; Ikuti brand, influencer, dan pengguna media sosial lainnya; Repost atau sharing konten dari akun brand yang lain; Mem-posting silang konten media sosial ke berbagai akun media sosial lainnya; Terlibat dalam komunitas sosial (grup atau fan page) atau membuat komunitas sosial sendiri; Ikut menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam forum-forum (Question & Answer/Q&A), seperti dalam Quora atau Reddit dan mencantumkan link media sosial atau website kita; Mencantumkan hashtag (#) yang relevan dengan topik konten dan penawaran destinasi; Selalu aktif dan konsisten; Merespon dengan cepat dan ramah; Selalu melacak trafik akun media sosial contohnya menggunakan Insight, Google Analytic, dll.

3. Manfaatkan pengaruh influencer atau key opinion leader (KOL)

Dengan memanfaatkan influencer yang berpengaruh, Anda dapat menjangkau audiens yang mungkin tidak dapat Anda hubungi dengan cara lain. Influencer ini mungkin telah memposting tentang pengalaman mereka di destinasi pariwisata Anda dan bahkan menyebarkannya ke pengikut mereka.

Anda dapat menemukan influencer dengan melihat saluran media sosial mana yang paling sering berinteraksi dengan audiens target Anda. Hubungi mereka secara langsung, beri tahu mereka bahwa mereka telah membagikan foto dan video destinasi pariwisata Anda, dan tanyakan apakah mereka menginginkan lebih banyak gambar atau cuplikan dari sudut lain.

Mereka mungkin bersedia untuk berbagi atas nama pengikut mereka juga. Atau Anda juga dapat membayar influencer untuk mem-viralkan destinasi pariwisata Anda, dengan cara mencarinya di berbagai agregator atau agen influencer seperti Viral Nation, Allstars, dll.

4. Gunakan penargetan geografis (geotargeting)

Bagian dari pemasaran destinasi wisata melalui media sosial salah satunya adalah dengan memberikan informasi tentang suatu destinasi atau daya tarik wisata dan kemudian membuat informasi itu mudah ditemukan oleh orang-orang atau netizen. Penargetan geografis dapat dilakukan di Facebook, Instagram, Twitter, atau platform media sosial lainnya. Idenya sederhana yaitu temukan dari mana pelanggan Anda berasal dan buat mereka mudah menemukan destinasi pariwisata Anda.

Misalnya, jika sebagian besar wisatawan Anda berasal dari Jabar, pastikan fitur penargetan geografis diaktifkan untuk mempromosikan atraksi, daya tarik wisata, penginapan atau restoran Anda dengan lebih baik segera setelah mereka tiba di destinasi wisata Anda. Sebagai bagian dari strategi geotargeting, penting juga untuk mengetahui apakah Anda berencana menargetkan negara-negara tertentu atau bahkan kota-kota di negara-negara tersebut.

5. Social Bookmark 

Mesin pencari (search engine) telah mengindeks lebih dari satu triliun halaman website, dan jumlah itu terus bertambah setiap saatnya. Ada begitu banyak tempat dalam internet agar destinasi pariwisata Anda dapat ditemukan. Salah satunya adalah melalui situs-situs bookmark sosial.

Meskipun sebagian orang menghindari bookmark sosial karena mereka merasa itu tidak sepadan dengan waktu mereka. Namun jika dilakukan dengan benar, Anda akan menemukan banyak orang yang menggunakan situs bookmark sosial yang tertarik untuk berwisata dalam waktu yang sangat singkat.

Ada banyak jenis situs bookmark sosial (seperti Digg dan Reddit); Anda hanya perlu menyempatkan beberapa menit dalam sehari sehari untuk mengunjungi setiap situs-situs bookmark sosial dan mencari hasil yang relevan terkait dengan industri atau ceruk pasar destinasi wisata Anda.

6. Gunakan skema iklan berbayar (display adds) dalam pemasaran media sosial

Dalam pemasaran media sosial destinasi wisata, sudahkah Anda menggunakan platform periklanan yang disediakan oleh Facebook? Ini adalah cara yang jitu untuk menargetkan audiens ideal destinasi wisata Anda melalui kampanye iklan secara langsung di Facebook dan Instagram.

Anda dapat memilih target audiens berdasarkan wilayah geografis, demografis, perilaku serta minat atau psikografis yang sangat powerfull untuk memasarkan dan mempromosikan destinasi pariwisata Anda. Selain Facebook Ads, platform media sosial lainnya juga menyediakan fitur ini yaitu Linkedin Ads, Twitter Ads, Tiktok Ads, Tumblr Ads, dan Pinterest Ads. Yang penting dalam memilih platform periklanan media sosial tersebut harus relevan dan cocok dengan target audiens dari destinasi wisata Anda.

Jika Anda ingin lebih banyak meraih jangkauan (reach), tetapi tidak memiliki cukup anggaran, Anda bisa menggunakan post yang dipromosikan (promoted post) untuk muncul dalam umpan berita orang-orang (news feeds). Mungkin akan terdengar sedikit tidak mudah jika Anda yang baru dalam social media marketing, namun tidak akan butuh waktu yang lama bagi siapa pun yang memang sudah akrab dengan platform Google Ads atau Facebook Ads.

7. Optimalkan konten video dalam pemasaran sosial media destinasi wisata

Video dapat menjadi konten yang sangat viral dalam pemasaran media sosial destinasi wisata. Video di media sosial sering kali dibagikan lebih dari sekadar gambar atau postingan rutin, karena orang lebih cenderung menyukai dan membagikan apa yang mereka tonton, daripada yang mereka baca.

Salah satu cara dalam membuat konten video untuk destinasi pariwisata Anda adalah dengan menggunakan YouTube, Reels, IGTV, TikTok dll. Platform terserbut sangat mudah digunakan dan penggunanya terus bertambah setiap bulannya.

Jika Anda membuat video yang cukup menarik di YouTube atau platform lainnya, peluang untuk bisa menjadi viral sangatlah besar. Jikalau video destinasi wisata Anda viral, maka akan berpeluang untuk dibagikan ulang melalui platform media sosial lainnya, dan ujung-ujungnya akan lebih memudahkan dalam memasarkan dan mempromosikan destinasi wisata Anda.

8. Tetap up to date dengan tren industri pariwisata

Industri pariwisata terus berubah. Baik itu inovasi dalam teknologi, destinasi baru, atau perubahan perilaku dan preferensi wisatawan. Pengelola destinasi pariwisata ditantang untuk beradaptasi dengan trend yang berkembang sangat pesat. Agar kreativitas Anda tidak berhenti dan mengalir terus, berikut adalah beberapa trend yang harus Anda amati jika Anda ingin berhasil dalam pemasaran media sosial destinasi wisata ini:

  • Perilaku wisatawan,
  • Perubahan iklim,
  • Perkembangantan interaksi sosial di dunia maya,
  • Aplikasi smartphone yang menghubungkan wisatawan dengan penyedia layanan pariwisata, dan lain-lain.

Selain itu, salah satu cara dalam melakukan pengamatan terhadap trend, Anda dapat menggunakan Google Trend, Google Alert, Trendsmaps dan lain-lain.

9. Manfaatkan aplikasi seluler (apps) untuk platform pemasaran media sosial destinasi wisata

Aplikasi seluler menawarkan peluang besar bagi para pemasar destinasi pariwisata. Alih-alih hanya mengarahkan trafik ke situs destinasi wisata Anda, aplikasi seluler dapat memberikan alasan bagi orang-orang untuk kembali lagi dan lagi. Aplikasi seluler juga dapat menawarkan berbagai cara bagi pelanggan untuk terhubung dengan destinasi pariwisata Anda.

Aplikasi membantu Anda mengumpulkan data penting mengenai bagaimana pengguna berinteraksi dengan website Anda dan memberi Anda wawasan tentang konten mana yang relevan dengan mereka. Menggunakan informasi tersebut akan sangat membantu Anda dalam membuat kampanye pemasaran media sosial destinasi wisata yang lebih efektif dan efisien di masa yang akan datang.

Referensi:

Hidayah, Nurdin (2021). Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital: Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta: Kreasi Cendekia Pustaka

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.